Work

211 25 0
                                    

Boy x Boy
.
.
.
Pagi harinya, Wonwoo benar-benar pergi mengikuti Mingyu bekerja. Ia sudah rapi tinggal menunggu Mingyu yang sedang berganti pakaian. Ia duduk di kursi meja makan, setelah tadi menyelesaikan membuat sandwich dan susu untuk mereka sarapan. Mendengar langkah kaki yang mendekat, ia lantas menengok ke arah sumber suara dan berjalan mendekat ke arah suara, dimana suaminya baru turun dari kamar.

"Mingyu ayo kita sarapan dulu" ia berucap riang dengan merangkul tangan suaminya.

Mingyu mengangguk kan kepalanya dan menuntun Wonwoo ke arah meja makan. Mereka sarapan dengan tenang, sesekali Mingyu mengusap sudut bibir Wonwoo yang kotor. Mereka bergegas menuju mobil setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka.

"Wonu ceria sekali hari ini?" tanya Mingyu.

"Eumm, aku sangat senang hari ini" jawabnya semangat dengan mengangguk kan kepala.

Mingyu hanya tersenyum mendengar jawaban istrinya. Ia lantas mengusap kepala Wonwoo dan menarik tubuh Wonwoo agar lebih mendekat kepadanya untuk dipeluk.

"Jika nanti Wonu bosan langsung katakan pada Mingyu, arraseo" ujar Mingyu khawatir bila istrinya merasa bosan nantinya.

"Tentu" jawab Wonwoo.

30 menit mereka menempuh perjalanan. Mereka turun dari mobil, dan berjalan masuk menuju ruangan Mingyu. Banyak karyawan Mingyu yang gemas dengan Wonwoo. Itu malah membuat Wonwoo merasa takut diperhatikan secara intens oleh banyak orang. Ia mengeratkan rangkulan tangan suaminya.

"Wonu kenapa?" Mingyu bertanya karena terkejut Wonwoo yang secara tiba-tiba mengeratkan rangkulan tangannya.

"Wonu takut pada mereka Mingyu~" ucapnya dengan menunjuk karyawan Mingyu yang sedari tadi melihat ke arahnya.

Mingyu lantas menoleh mengikuti arah telunjuk Wonwoo. Ia melihat beberapa karyawannya melihat gemas ke arah Wonwoo. Iya hanya tersenyum melihat tingkah karyawannya.

"Tidak apa Wonu, mereka hanya gemas dengan Wonu" jelasnya pada sang istri.

"Benarkah?" Wonwoo lantas bertanya dengan memiringkan kepalanya ke kanan. Ia ganti memeluk tubuh suaminya dengan erat. "Tidak, mereka melotot kepada Wonu~" berucap sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan ribut.

Mingyu lantas menggendong koala istrinya. Ia berjalan menuju ruangannya tanpa menanggapi karyawan yang terkejut melihat ia menggendong sang istri. Sesampainya di ruangan, ia lantas mendudukkan dirinya di sofa.

"Wonu, kita sudah di ruangan Mingyu sekarang. Wonu tidak perlu takut lagi ya~"

Wonu menegakkan kepalanya lantas mengangguk kan kepala. "Tapi aku mau duduk dipangku saja Mingyu" pintanya dengan bibir mengerucut.

"Iya tidak apa" Mingyu lantas membernarkan gendongan Wonu di badannya dan berjalan menuju kursi kerjanya. Ia lantas meneliti kembali pekerjaan yang tadi telah diberikan sekretaris kepadanya.

Sedari tadi Wonu hanya menyandarkan kepalanya pada dada sang suami. Ia yang merasa bosan membuat sembarang pola pada dada suaminya. Ia ingin berjalan-jalan di kantor Mingyu, namun mengingat pandangan karyawan suaminya kepada ia tadi pagi, ia lantas mengurungkan niatnya yang ingin berjalan-jalan.

"Wonu sudah bosan?" Mingyu bertanya pada istrinya sebab dari tadi bergerak gelisah di pangkuannya.

"Mingyuuuu aku mau melihat-lihat kantormu~, ayo temani aku Mingyuuuu" rengeknya pada sang suami.

"Tunggu sebentar ya. 15 menit lagi kita bisa bisa melihat-lihat kantor ya~" bujuknya pada Wonu karena pekerjaannya tinggal sedikit lagi.

"Mingyu tidak asik" rajuknya sambil memukul bahu Mingyu. Ia lantas menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mingyu dan mengeratkan pelukannya.

Mingyu hanya menggelengkan kepalanya. Istrinya itu makin hari makin manja. Lihat saja, Wonu sedang merajuk padanya namun pelukan pada tubuhnya malah makin mengerat. Mingyu menepuk-nepuk pelan punggung Wonu dan melanjutkan pekerjaannya yang tidak sedikit.

Akhirnya pekerjaan Mingyu dapat terselesaikan. Ia lantas membenahi berkas-berkas yang ada di mejanya. "Wonu, pekerjaan Mingyu sudah selesai, sekarang kita bisa melihat-lihat kantor ku seperti yang Wonu inginkan tadi"

"Benarkah?" tanya Wonu sedikit ragu.

"Tentu. Sekarang Mingyu milih Wonu. Kemanapun Wonu mau pergi, Mingyu akan menuruti kemauan Mingyu" jelasnya dengan sabar.

Wonu lantas turun dari pangkuan Mingyu, membenarkan baju yang ia pakai. "Kajja Mingyu" ajaknya pada suami dengan mengulurkan tangannya.

Mingyu menerima uluran tangan Wonu, mereka berjalan keluar ruangan Mingyu dan berakhir untuk berkeliling kantor seperti yang diinginkan istrinya. Lama berkeliling kantor hingga jam makan siang, mereka memutuskan untuk makan siang di kantor Mingyu.

Hari Wonu tidak membosankan karena ia berada di dekat Mingyu. Ia merasa sangat senang dapat keluar dari rumah, sekalipun ia hanya pergi ke kantor Mingyu namun ia sudah merasa sangat senang.















2 Desember 2020
Kabupaten Semarang

Bucin Manja [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang