Tema: Semesta
Oleh: Firli**
Debur ombak berayun-ayun
Berhantaman dengan batu
Ciptakan percik menyentuh wajahku
Suara bising namun teratur
Hantarkan ketenangan jiwakuSetiap sosok manusia
Memiliki problematika hidup berbeda
Ada yang mengalah pada jalannya
Ada yang memaki pada semestaBeban dipikul seorang diri
Membuat oleng, siap tumbang kapan saja
Tak ada bahu 'tuk bersandar
Tak ada punggung 'tuk dipelukAku tak mengalah
Juga tak memaki semesta
Hanya mengikuti bagaimana alurnya
Sembari menikmati sisi indah milik semesta
Masih berpikir cara mengatasinyaDi sini
Sendirian tanpa teman
Merenung memikirkan asa yang tersisa
Menyusun strategi bagaimana duka ini kuuraiKelam pikirku
Siapa mau berkawan denganku
Hanya sebatang kara
Dengan masa depan tak menentuPernah kubertanya pada angin
Kemana ia bawa bahagiaku
Kemudian bertanya pada air
Kemana ia muarakan keberuntungankuKuajak ribut angin
Kuacak-acak air
Sampai akhirnya kumenangis
Tuhan, kenapa kau ciptakan semesta seperti iniAku terlalu lemah
Untuk dunia yang keras
Aku terlalu kecil
Untuk semesta yang amat luasDiriku tak sempurna
Menjelajahi tiap masa pun terpincang-pincang
Tubuhku amat ringkih
Saking lelahnya aku sampai terjerembabBanyak duri, batu dan pecahan beling
Tersaji di depan ujung kaki
Bergerak menjauh pun tak mampu
Sisi tajam mereka yang bejalan mendekatiMelihat ke belakang
Lamat-lamat ku pandang dalam
Kutaksir berapa kiranya jarak dari atas sini ke bawah sana
Tanganku sudah diujung garis mengambil ancang-ancangIni keputusannya
Menyerahkan diri pada semesta
Di ujung rasa tak terima
Tanpa megalah tanpa mencerca, aku menyerah