8. Blocked

122 18 2
                                    

"bapak tunggu di lapangan, waktu kalian ganti baju lima belas menit dari sekarang" Pak Agus menekan stopwatch di tangannya sehingga kami segera berlari menuju kamar ganti.

Untungnya semua teman kelasku termasuk aku tidak ada yang telat, karena biasanya jika telat pasti akan dihukum berlari tiga kali lipat.

Kami pun melakukan pemanasan menggerakkan kepala, tangan, kaki dilanjutkan lari lapangan dua kali putaran.

"jadi materi kali ini permainan bola besar yaitu basket, hari ini langsung praktek dan penilaian ya, penilaiannya dari mencetak poin dari sepuluh bola. jadi kalau masuk sepuluh dapet seratus kalau masuk dua ya dapet dua puluh" kata Pak Agus

"yaahhh susah pakkk" seru

"kalian langsung coba sendiri, itu disana ada sepuluh bola, lima belas menit lagi penilaian. bapak mau ke kantor dulu ada urusan" lanjutnya

"baik pak" kami menyetujui

Aku berlatih sekeras mungkin agar bisa mencetak setidaknya delapan poin agar tidak remedi. Sementara Yueliang yang hidupnya penuh dengan pasrah dia hanya duduk sambil makan basreng.

"ayo absen satu" Pak Agus datang dengan membawa kertas penilaiannya.

Satu persatu kami mengikuti penilaian, hingga akhirnya sampai pada absenku. Aku mendrible bola dan melemparkannya. Tiga bola pertama meleset dari ring. Pupus sudah harapanku. Hingga empat sampai sembilan bola akhirnya berhasil masuk tepat ke ring. Aku mempersiapkan diri untuk bola terakhir. Sayang, bola yang aku lempar terkena tiang dan memantul ke arah luar lapangan hampir mengenai siswa lain. Untung saja dia tanggap menangkapnya.

Dia melempar kembali bolanya ke arahku.

Aku kembali duduk di pinggir lapangan dan dilanjutkan dengan absen selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kembali duduk di pinggir lapangan dan dilanjutkan dengan absen selanjutnya.

"ehh lo nyadar gak barusan Davis?" Yueliang menepuk pundakku

"nyadar terus?"

"lo gak seneng atau gimana?"

"engga"

"gue heran sama lo deh, bisa bisanya lo biasa aja ke dia yang ganteng superior gitu?" dia meninggikan nada bicaranya

"dih" jawabku singkat

"eh lo masih gak di chat sama dia?" dia masih kepo

"gak gue blok dia"

"DEMI APAAA KENAPA ANJIR"

"status dia spam"

"hahahaha dia status apa emang, jamet jamet?"

"ya engga tentang basket basket gitu lah"

"serius lo blokir?" dia memastikan

"apa tampang gue menjelaskan kalo gue becanda?"

---

KRINGGGG...

Bel pulang sekolah yang sangat aku nantikan akhirnya tiba. Aku segera memesan gojek untuk pulang dan kebetulan hari ini ada promo jadi lumayan dapat cashback.

Aku dan Yueliang berjalan menuju gerbang sekolah dengan ditemani pembicaraan gosip gosip hangat sekolah. Sampai akhirnya supir Yueliang sampai lebih dahulu menjemput dan aku hanya menunggu sendirian.

"kak"

Aku menoleh dari suara yang memanggilku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menoleh dari suara yang memanggilku. Dia menghentikan sepedanya di sampingku dan aku langsung bertanya kenapa.

"thanks almamaternya" dia memberikan almamater milikku yang aku pinjamkan saat pelantikan

"oh iya sama sama"

"tadi gue chat lo centang satu sih"

mampus ketauan gak ya kalau ngeblokir

"haha iya gak ada paket"

"bareng gue aja pulangnya?"

"gue udah pesen gojek kok"

dia terdiam seperti berpikir

"di hotspot temen" jawabku langsung

"oh oke, gue duluan" dia mengayuh kembali sepedanya menuju jalan raya dan ke rumahnya

hampir aja ketauan

Hello, Junior (Yan Xujia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang