1

235 14 0
                                    

Happy Reading

"Yurina... Kau mendengarkanku?" Gadis berambut pendek yang dipanggil Yurina menatap asal sumber suara.

"Eh. Apa?" Sedangkan gadis yang disampingnya cemberut.

"Tidak ada," Ketus gadis itu.

Gadis tersebut meninggalkan Yurina yang sedang kebingungan. Detik berikutnya ia mengejar gadis itu.

"Memi tunggu aku," Memi tidak mengindahkan panggilan Yurina.

Bahkan begitu sampai di dalam kelas Memi hanya diam. Ia masih kesal dengan Yurina karena dia tidak mendengarkannya.

Yurina pun sampai di kelas, lalu ia berjalan kearah Memi. Ia duduk disebelah Memi.

"Memi kau kenapa?" Tanya Yurina heran.

Memi masih tidak menggubris pertanyaan Yurina. Ia sibuk mengeluarkan buku. Berapa kali pun Yurina bertanya tapi Memi masih diam.Guru pun tiba diikuti oleh seorang gadis alias siswi pindahan.

Dengan aba-aba dari Ketua kelas, seluruh siswa memberikan salam kepada guru yang bernama Kanzaki-sensei

"Hari ini kita kedatangan siswi pindahan. Silahkan perkenalkan dirimu."

"Namaku Nagahama Neru. Aku pindahan dari Nagasaki," Begitulah perkenalan singkat dari siswi pindahan yang bernama Neru tersebut.

Setelah itu Neru dipersilahkan duduk di belakang Yurina. Tatapan mereka bertemu, tapi Yurina lebih dulu memutuskannya. Bahkan Yurina lupa jika Memi sedang kesal dengannya.

Kanzaki-sensei memulai pembelajarannya, Yurina memerhatikan dengan serius. Sesekali ia menguap, padahal masih pagi.

Matanya pun sudah tidak bisa menahan kantuk. Yurina pun meletakkan kepalanya di atas meja. Tak lama kemudian matanya pun tertutup.

Memi yang serius memperhatikan Kanzaki-sensei, kemudian ia melirik Yurina yang tidak bersuara. Memi menatap gemas Yurina yang tengah tertidur. Ia juga tidak bisa lama-lama marah dengan Yurina. Disingkirkannya helaian rambut dekat mata Yurina. Lalu setalah itu ia kembali fokus takut kena tegur Kanzaki-sensei.

"Yurina... Yurina... Yurina," Memi mencoba membangunkan Yurina yang telah tertidur selama pelajaran Kanzaki-sensei. Untung saja Kanzaki-sensei tidak menyadarinya, bisa-bisa Yurina dalam bahaya.

"Hmm," Balas Yurina setengah sadar.

"Yurina ayo bangun!" Memi mengguncang bahu Yurina tapi yang ia dapat hanya gumam tak jelas dari Yurina.

Karena jengkel Memi mencubit pipi Yurina hingga dia mengaduh kesakitan.

"Memi sakit!" Rintih Yurina.

"Bangun gak!" Cubitannya semakin kuat membuat Yurina meringis.

"Iya ya. Lepas dulu dong!" Pinta Yurina yang sudah sadar.

Memi pun melepaskan cubitannya dan menarik Yurina untuk ke kantin. Yurina hanya pasrah saja ditarik Memi. Sebenarnya dia malu tapi mau bagaimana lagi.

Begitu sampai di kantin mereka duduk di dekat teman-temannya.

"Tumben Techinya ditarik-tarik gitu?" Ujar gadis yang duduk disamping Memi.

"Biasanya juga tangannya digenggam dengan sayang," Lanjut gadis itu yang dibalas sorakan oleh teman-teman semejanya.

Pletak

Memi menjitak dahi gadis itu, dan menatapnya garang. Sebenarnya ia malu tapi ia mengalihkan dengan menatap gadis disampingnya. Lagi pula percuma juga ia malu sedangkan Yurina acuh.

GaishōTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang