8

72 8 1
                                    

"Pagi ma. Pagi mi" sapa Yurina tidak bersemangat.

Yuuka langsung menatap Akane tajam. Akane pun langsung menggelengkan kepala bahwa ia juga tidak tahu kenapa.

"Pagi sayang" balas Yuuka dan Akane.

"Kamu kenapa. Kok gak semangat?" Yurina hanya menggeleng saja.

Yurina pun memakan makanannya, baru beberapa suap ia pun menghentikannya.

"Aku berangkat dulu ma mi" pamitnya.

"Tapi sarapan kamu belum habis" sahut Yuuka melihat makanan Yurina yang masih banyak tersisa.

"Aku udah kenyang ma. Aku pergi dulu" Yurina pun pergi meninggalkan tanda tanya besar bagi Yuuka dan Akane.

"Akanen"

"Aku juga gak tahu" sanggah Akane cepat.

Yurina telah sampai di sekolahnya, selama berjalan di koridor ia hanya memasang wajah lesu. Namun begitu melihat Memi, tiba-tiba wajahnya menjadi cerah.

"Memi" bukan Yurina yang memanggilnya. Melainkan seseorang yang dibelakang Yurina yang sedang melewati nya.

"Pagi Memi" sapa orang itu diiringi senyum khasnya.

"Pagi kage" balas Memi dan tidak lupa ia tersenyum. Bahkan Memi tidak meliriknya sedikitpun.

"Mau ke kelas bareng" Memi pun mengangguk. Mereka pergi ke kelas bersama meskipun kelas Memi dan Kage berbeda.

Wajah Yurina ditekuk, ia mendesah panjang. Entah kenapa tidak di pedulikan Memi hatinya menjadi sakit.

Dengan wajah kusut ia ke kelas. Tiba di kelas tempat duduk yang biasa diduduki Memi sudah di tempati orang lain. Memi benar-benar menghindar darinya.

Yurina duduk disebelah orang itu, lalu ia menatap orang itu kesal.

"Apa?"

"Kamu ngapain duduk disini Hono?" tanya Yurina kesal.

Hono mendelik "Santai dong. Memi yang minta pindah. Dia bilang dia susah untuk mendengarkan penjelasan dari guru" balas Hono.

Yurina mendesah, ia sungguh tidak menyangka alasan Memi tidak masuk akal.

"Kalian bertengkar ya" pertanyaan dari Hono mampu membuat Yurina terdiam.

Hono yang merasa pertanyaannya tidak jawab pun mulai menulis yang ada dipapan tulis karena guru yang mengajar sudah masuk.

"Hono"

"Hm"

"Kalau seseorang bilang kita tidak punya hubungan apa-apa. Terus entah kenapa hati kita menjadi sakit. Itu kenapa ya" tanpa sadar Yurina curhat pada teman sebangkunya yang sekarang.

Hono tersenyum simpul. Ia mengerti pokok permasalahan kedua gadis itu.

"Eh kenapa senyum-senyum. Kamu gak gila kan" Hono pun memukul lengan Yurina.

"Hei sakit" ringis Yurina.

"Memi bilang gitu ya" tebak Hono yang sangat benar sekali.

"Eh. Gak kok. Aku kan cuma nanya doang" elak Yurina.

"Anak kecil gak bisa bohong" sindir Hono.

Yurina menghembuskan nafas "Ya ya. Jadi apa artinya?"

"Cari tahu sendiri" balas Hono acuh.

"Yah percuma dong ngomong sama kamu" kesal Yurina.

"Ya siapa suruh jadi orang gak peka" ejek Hono dengan senyum remehnya.

GaishōTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang