Yurina menatap dirinya di cermin. Tak lupa ia memberikan senyum terbaiknya.
"Memi harus tau segalanya. Hari ini semua kesalahpahaman harus diluruskan" tekad Yurina. Yurina pun keluar dari kamarnya.
"Pagi ma. Pagi mi" sapanya dengan senyum yang tak pernah luntur.
"Pagi sayang" balas Yuuka.
"Udah baikan nih. Pagi-pagi udah senyum-senyum. Gak kerasukan kan?" tanya Yuuka memastikan. Yuuka tidak tahu bahwa Yurina curhat pada Akane karena ia sangat sibuk mengurusi perusahaan papanya.
"Dia memang dirasuki"
"Dirasuki bayang-bayang Memi" goda Akane sambil menaikturunkan alisnya.
"Mama" rengek Yurina.
"Akanen kamu kebiasaan ya" ujar Yuuka kesal. Bagaimana tidak sudah seminggu Yurina murung dan akhirnya ia pun menjadi ceria kembali.
"Aku bicara jujur kok" sahut Akane sambil memakan rotinya.
"Anak kamu lagi kasmaran" lagi-lagi Akane menggoda.
Yurina sungguh malu "Ma aku berangkat dulu ya. Mama hati-hati nanti digangguin makhluk tak kasat mata" sindir Yurina sambil melirik Akane.
"APA KATA KAMU. YAUDAH MAMI GAK AKAN MERESTUI KAMU SAMA MEMI" teriak Akane yang mampu membuang gendang telinga pecah.
"Gak apa-apa. Yang penting dapat restu dari Mama" ujar Yurina santai tak lupa ia memeletkan lidahnya. Akane pun semakin kesal. Sedangkan Yuuka terkekeh. Sudah lama rasanya keluarganya tidak begini semenjak Yurina murung.
Yurina sudah sampai disekolah. Senyumnya tidak pernah luntur dari wajahnya. Ia pun membalas sapaan siswa-siswi dengan senyum khasnya. Lantas siswa-siswi menjadi heran dengan Yurina. Tidak biasanya ia melemparkan senyuman kepada seseorang yang bukan sahabatnya.
Yurina pun masuk ke kelas, ditatapnya wajah serius Memi. Ia pun segera duduk di kursi nya.
"Yo Hono" sapa Yurina dengan senyumannya.
Hono lantas meletakkan punggung tangannya ke dahi Yurina.
"Hmm gak panas. Kok senyum-senyum sendiri ya" ujar Hono sambil berpikir.
Yurina menoyor Hono "Senyum salah gak senyum juga salah" kesal Yurina.
Hono terkekeh "Bercanda kok. Gitu aja ngambek"
Yang dinanti-nanti pun tiba, bel berbunyi tanda istirahat. Yurina segera membereskan bukunya karena ia melihat Memi keluar kelas.
Tenang ok. Jangan gegabah
Yurina pun pergi ke kantin. Ia akan mengajak Memi berbicara tapi masih belum tahu bagaimana caranya. Ia pun mendesah.
"Yo Pippi, Yuipon" sapa Yurina diiringi dengan senyuman.
Manaka menatap Yurina serius "Masih sehat kan?" tanya Manaka dengan tatapan menyelidik.
"Masih dong" sombong Yurina.
Yurina melirik Memi sebentar tapi Memi tidak ingin melihatnya. Bahkan kehadirannya seperti angin lalu saja.
"Risa mana?" tanya Yurina sambil menatap Yui.
"Toilet" Yurina ber'o'ria lalu ia pun memesan makanan.
Risa hendak masuk ke toilet, namun dihentikan begitu ia mendengar suara dua orang yang sedang berbicara serius.
"Apa kau bilang?" Risa bisa tebak orang tersebut marah besar.
"Maafkan aku. Tapi aku tidak ingin melakukannya" ujar lawannya pelan namun bisa didengar oleh Risa. Tapi Risa tidak tahu suara siapa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaishō
FanfictionHirate Yurina, gadis dengan sejuta pesona. Namun dibalik pesonanya tidak ada yang tahu bahwa ia memiliki trauma kecuali Moriya Akane dan Sugai Yuuka, yang merupakan keluarga angkatnya. Kedua orang tua angkatnya berusaha untuk menghilangkan trauma ya...