🐍7

117K 2.9K 15
                                    

Happy Reading!

Hanum kecil berlari menyusuri kebun sayur milik kakeknya yang sudah siap panen.

"Hanum jangan ke sana!".

Hanum kecil berhenti lalu berbalik menatap sang kakek yang berlari cepat ke arahnya.

"Jangan ke sana Hanum. Kan sudah kakek peringatkan." Ucap Kakek membuat Hanum memasang wajah bingung.

"Kenapa tidak boleh ke sana kek?."Tanya Hanum kecil.

Sang kakek tersenyum lalu menggendong tubuh Hanum kecil menuju pondok kecil di tengah kebun.

"Di sana ada istana ular. Tempat para ular tinggal dan berkembang biak."

Hanum kecil mendongak. "Istana?".

Kakek mengangguk. "Jadi Hanum tidak boleh ke sana atau para ular akan menculik Hanum dan membawa tubuh mungil Hanum pergi."

Hanum menggeleng takut."Hanum tidak akan bermain kesana lagi."

Sang kakek tersenyum lalu mengelus kepala Hanum kecil dengan sayang. "Cucu kakek sangat pintar."

Hanum mengangguk. "Lalu kalau Hanum diculik oleh ular itu apa kakek akan menolong Hanum?."

Sang kakek menggeleng. "Tidak akan ada yang bisa menolong Hanum. Hanum akan selamanya tinggal disana. Hanum akan terus muda dan dinikahi oleh ular besar." jelas sang kakek membuat Hanum memasang wajah berpikir.

"Hanum akan menikah?."

Sang kakek mengangguk.

"Lalu apa yang harus Hanum lakukan jika Hanum menikah dengan ular? Apa Hanum harus lari?."

Sang kakek menggeleng. "Hanum tidak akan bisa lari tapi Hanum harus bisa menjadi kuat untuk melawan. Hanum tidak boleh lemah atau Hanum akan selalu ditindas oleh ular-ular itu."

Hanum terdiam lalu mengangguk. "Baiklah. Kalau Hanum diculik oleh ular, Hanum akan menjadi kuat dan tidak mudah di tindas." Ucap Hanum kecil membuat sang kakek terdiam dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Hahh_ kakek!"

Teriak Hanum yang tiba-tiba saja membuka matanya.

Siv memandang Hanum lalu bergerak mendekat. Hanum yang melihat kedatangan Siv segera bergerak mundur.

'Jangan takut Hanum. Jadilah kuat seperti yang kau katakan saat kecil' Batin Hanum lalu mengubah ekspresi takutnya menjadi wajah datar.

"Bagaimana keadaanmu?."

Alih-alih menjawab pertanyaan Siv, Hanum malah mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Seolah mengerti Siv langsung menjelaskan. "Ini kamarku."

Hanum mengangguk. Ia ingat, sebelum melahirkan ia dibawa ke kamar ini oleh pria yang kini berdiri dihadapannya.

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Hanum berani membuat Siv terdiam kemudian mengangguk.

"Apa istrimu hidup kembali setelah aku membunuh anaknya?" Tanya Hanum membuat Siv menatap Hanum aneh namun mengangguk membenarkan.

Itu berarti benar. Ular wanita itu hidup kembali saat anaknya mati. Karena menurut cerita kakeknya yang Hanum ingat. Raja ular hanya akan memiliki satu orang anak dari permaisurinya karena permaisurinya akan mati saat melahirkan dan jasadnya tidak akan di kubur karena akan hidup kembali jika anak yang ia lahirkan mati.

Tapi dirinya berbeda. Ia tidak akan mati meskipun melahirkan ratusan anak ular. Karena Ia adalah manusia yang diculik dari dunia manusia karena suatu kesalahan. Yaitu membunuh pangeran ular, putra dari raja ular.

Hanum menatap Siv lama lalu menunduk.

'Jika ia tidak melawan maka selamanya ia akan ditindas dan mungkin saja hanya akan berakhir sebagai wanita yang dimanfaatkan'

Kakeknya pernah bilang jika di istana ular, permaisuri sangat dihormati karena ia akan mati saat melahirkan pewaris kerajaan. Tapi permaisuri Mirah? Ia tidak akan mau melahirkan keturunan setelah ada dirinya. Dan Hanum juga tidak sebodoh itu membiarkan dirinya menjadi budak penghasil keturunan untuk menguatkan posisi Mirah diistana.

Hanum kembali menatap Siv lama.

'Aku harus menjadi permaisuri. Harus!' Tekat Hanum membuat Siv yang memandang mata pekat Hanum tersenyum tipis.

'Ini menarik' Batin Siv tertarik.

-Bersambung-

HANUM PREGNANCY ( Terjebak Di Dunia Ular)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang