Happy Reading!
Hanum berjalan mengelilingi taman istana dengan perut buncitnya. Dua pelayan setia turun berjalan dibelakangnya.
Hanum berhenti saat melihat sebuah pohon yang mencuri perhatiannya.
"Pohon apa itu?" Tanya Hanum pada pelayannya.
"Mohon maaf permaisuri, pohon itu dilarang untuk didekati karena menurut cerita ada nenek-nenek tua yang tinggal di dalamnya."
Hanum terdiam. Apa di dunia ular juga ada jin?
"Memangnya kalau kita ke sana apa yang akan terjadi?." Tanya Hanum penasaran.
"Tidak tahu yang mulia. Karena menurut cerita tidak ada yang bisa kembali jika ditangkap oleh nenek penunggu pohon."
Hanum terkekeh, cerita seperti itu paling hanya mitos yang dipercaya. Siapa tahu di di dalam pohon besar itu ada emas dan berlian.
"Sebaiknya kita kembali ke kamar yang mulia." Ucap salah seorang pelayan membuat Hanum mengangguk.
Hanum hampir saja memasuki kamarnya namun Kinjal tiba-tiba saja datang.
"Aku ingin bicara berdua dengan permaisuri."
Hanum terdiam sesaat lalu "Tinggalkan kami!" Titah Hanum.
"Tapi yang mulia_"
"Tidak papa." Ucap Hanum pelan.
Kinjal langsung menarik lengan Hanum masuk ke dalam kamar lalu menutup pintunya."Shh_" Ringis Hanum saat perutnya terasa nyeri akibat tarikan kasar Kinjal.
"Apa permaisuri melarang yang mulia raja untuk tidur denganku?" Tanya Kinjal marah membuat Hanum melotot.
"Aku tidak_"
"Lalu kenapa yang mulia raja tidak pernah mau meniduriku." potong Kinjal kesal.
Hanum menggeleng. "Bukankah kalian menghabiskan malam pertama setelah pernikakan?" Tanya Hanum membuat Kinjal terdiam.
"Pokoknya aku ingin keadilan. Aku ingin yang mulia raja datang ke kamarku malam ini" Bentak Kinjal membuat Hanum melotot. Memangnya siapa dirinya mengatur kemana suaminya akan datang.
"Kalau kau ingin keadilan datanglah temui suami kita bukannya malah datang padaku." Ucap Hanum membuat Kinjal mencengkram lengan Hanum kuat.
"Arghh" Rintih Hanum.
Kinjal menekan cengkeraman tangannya. "Dengar! Aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian Siv. Aku akan melahirkan putra yang tampan dan tinggal disini. Dan saat waktu itu tiba, aku akan membunuh dirimu dan semua anak-anakmu." Bentak Kinjal membuat Hanum semakin meringis karena rasa sakit dilengannya.
"Dan jika kau tidak ingin aku menyakitimu maka lakukan sesuatu agar yang mulia raja datang ke kamarmu malam ini." Ucap Kinjal dengan senyum jahat lalu mendorong tubuh Hanum ke dinding.
"Arhhh" Teriak Hanum saat tubuhnya merasa sakit bahkan perutnya juga.
Kinjal mendekati Hanum dan berniat memukul namun terdengar suara seseorang didekat pintu.
Ceklek..
"Arghh_ yang mulia."
Siv yang baru saja masuk melotot saat melihat tubuh Kinjal terjatuh di lantai.
Siv membantu Kinjal berdiri kemduian menatap Hanum seolah bertanya.
"Yang mulia raja, jangan marah! Permaisuri pasti tidak sengaja mendorongku." ucap Kinjal setelah ia berdiri.
Siv menatap Kinjal. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Siv.
Putri Kinjal mengangguk. "Hanya sedikit sakit tapi yang mulia tidak perlu khawatir."
Siv mengangguk lalu menatap Hanum yang hanya diam sedari tadi.
"Ada apa Permaisuri? Kenapa mendorong putri Kinjal?" tanya Siv membuat Hanum menggeleng.
"Aku tidak_"
"Yang mulia_ aku hanya meminta agar permaisuri bicara denganmu agar mendatangi kamarku malam ini tapi permaisuri malah marah dan mendorongku." adu Kinjal membuat Siv menatap tajam ke arah Hanum.
"Permaisuri, kau tidak seharusnya melakukan hal itu." Ucap Siv tajam.
Hanum menggeleng ingin menjelaskan namun Kinjal kembali menyela."Padahal aku sudah bilang bahwa aku akan pulang setelah mendapatkan seorang putra. Tapi permaisuri malah marah dan bilang bahwa yang mulia raja hanya miliknya seorang." Ucap Kinjal dengan nada sedih membuat Siv menatap Hanum marah dan tak percaya. Pasalnya Hanum memang sangat marah saat mendengar mengenai pernikahannya dan putri Kinjal.
"Minta maaf dengan putri Kinjal sekarang!" Ucap Siv dengan nada penuh penekanan.
Hanum menggeleng."Aku tidak melakukannya_" Ucap Hanum dengan nada bergetar.
"Tidak melakukannya? Kau mendorong putri Kinjal. Aku hargai rasa cemburumu namun menyakiti putri Kinjal karena hal itu sangat tidak pantas bagi seorang permaisuri." ucap Siv dingin membuat Hanum menggeleng lalu berjalan menaiki tempat tidurnya kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Siv menatap punggung Hanum yang tertutup selimut dengan tajam.
"Sebaiknya pikirkan kesalahanmu hari ini dan datang temui aku dan putri Kinjal saat kau siap untuk meminta maaf." Ucap Siv lalu menarik lengan Kinjal.
Sebelum benar-benar pergi, Siv kembali melirik Hanum. "Dan selama kau belum meminta maaf, maka aku akan menghabiskan waktuku dengan putri Kinjal dan tidak akan menemuimu." Ucap Siv membuat tubuh Hanum menegang, kemudian.
Brakk
Hanum memejamkan matanya seiring dengan air yang menetes dari kedua bola mata cantiknya.
***
Siv dan Kinjal memasuki kamar.
"Aku meminta maaf atas nama permaisuriku." ucap Siv yang kini duduk berhadapan dengan Kinjal.
"Tidak yang mulia_ mungkin aku yang menuntut terlalu banyak."
Siv menggeleng. "Tidak. Kau memiliki hak atas diriku juga. Dan kau disini hanya untuk melahirkan keturunan untuk kerajaanmu, aku seharusnya memberikan hak mu lebih awal." ucap Siv membuat Kinjal tersenyum.
"Jika yang mulia bersedia maka_"
Siv mengangguk pelan lalu mengelus wajah penuh sisik putri Kinjal. Ini bukan sesuatu yang bisa Siv hindari, walau bagaimanapun juga ia harus membuat putri Kinjal mengandung. Mungkin salah dirinya juga yang terlalu lama mengulur waktu hingga membuat Hanum bersikap seperti itu. Siv berjanji akan lebih memanjakan Hanum setelah berhasil membuat Kinjal mengandung. Dan lagipula Kinjal akan pergi setelah melahirkan seorang putra. Dan Siv berjanji akan mencurahkan segala kasih sayangnya hanya untuk Hanum setelah putri Kinjal pergi.
Siv mulai melepas celananya begitupun putri Kinjal.
Siv menutup matanya berusaha membayangkan tubuh mulus Hanum. Wajah Siv serta tubuhnya kini sudah berubah warna kemudian mulai penyatuannya dengan putri Kinjal.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
HANUM PREGNANCY ( Terjebak Di Dunia Ular)
FantasyHarap bijak memilih bacaan! 21+ Melahirkan keturunan raja ular adalah kewajiban Hanum Wildantara. Ia harus melahirkan 100 bayi ular dalam waktu satu tahun. Bukan hanya melahirkan namun Hanum juga harus melayani nafsu besar sang raja yang memiliki pa...