Prolog

5.6K 504 8
                                    

"Abang, kamu harus janji sama Ibun bakal jagain adek-adeknya selama Ibun pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang, kamu harus janji sama Ibun bakal jagain adek-adeknya selama Ibun pergi. Oke?"

Marki, anak laki-laki tertua itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

"Ah gamau! Ibun kan cuma pergi sebentar, ngapain jagain adek. Mereka nakal, Bun."

Senyuman yang manis terpatri di wajah sang Ibu, "gak boleh gitu dong sayang sama adeknya. Gimana pun Abang yang paling besar diantara mereka, Abang harus bisa jaga adek-adeknya, kasih mereka contoh yang baik, katanya Abang sayang Ibun kan?" Marki mengangguk mantap.

"kalau gitu, janji ya sama Ibun? Janji selalu ada buat adek-adeknya ya sayang?" lanjut wanita cantik itu.

Dengan semangat Marki menganggukkan kepalanya, "oke Marki janji! Tapi Ibun juga harus cepet pulang ya."

"Iyaaa. Sini peluk dulu!" Tanpa menunggu lama, Marki langsung memeluk erat Ibunya, menenggelamkan kepala nya sambil berbisik, "jaga diri ya Ibun!"

"PELUKAN KOK GAK NGAJAK JUNA SAMA ADEK JI?!!"

Teriakan cempreng itu tiba-tiba saja terdengar dari arah pintu belakang. Yang tak lama disusul dengan kemunculan bocah laki-laki dengan anak yang lebih kecil di punggungnya.

"Ibun, mau kemana? Adek nda diajak?" tanya anak polos berusia tujuh tahun itu.

Sang Ibu langsung menggendong Jivan sembari memberikan kecupan manis pada kedua pipi anak bungsunya, "Ibun kerja dulu ya. Adek Jivan dirumah ya sama abang sama Oma, jangan nakal loh!"

"Adek mau ikut pergi sama Ibun aja emangnya nda boleh? Nanti nda ada yang jaga Ibun," Mata anak itu mulai berkaca-kaca, air mata nya siap pecah.

"Gak boleh dong, Adek kan harus sekolah. Lagian Ibun pergi sama temen-temen Ibun, mereka juga baik. Pasti mereka bakal jagain Ibun. Gapapa ya sayang Ibun pergi sebentar?"

Meskipun ragu, Jivan tetap menganggukkan kepala nya. Disusul dengan Juna yang memeluk wanita kesayangannya dari belakang.

"Nanti jangan lupa makan ya Ibun. Pulang nya bawain Juna oleh-oleh! Ya Bun yaaa?" ucap Juna.

"Siap bos besar!" Ketiga nya pun tertawa bersama, "ah iya Naka mana?"

Marki mengedikkan bahunya, "anak itu gamau keluar kamar Bun, gak tau kenapa."

Dalam hati sebenarnya sang Ibu tau kalau anak ketiga nya itu marah karena dirinya harus pergi ke luar negeri tepat lima hari sebelum ulang tahunnya. Ia juga sebenarnya tidak mau pergi, namun sudah jadi kewajibannya untuk selalu bersikap profesional dalam bekerja.

"Yaudah Ibun nitip ini aja ya buat Naka. Nanti kasih pas ulang tahunnya ya, Bang," titip si Ibu sambil menyerahkan kotak hadiah berwarna hijau dengan pita berwarna biru.

"Oke Bun!"

"Kalau gitu Ibun berangkat ya sayang. Abang, Mas, Adek, harus nurut sama oma, ya!"

Ketiga nya pun mengekori sang Ibu yang mulai berjalan keluar rumah dan mulai menaikki mobilnya.

"DADAH IBUN!!!"

"Daaaah!"

Anak-anak manis itu terus melambaikan tangannya kompak, mendadahi mobil sang Ibu yang semakin lama semakin tidak terlihat.

"Bye Ibun. Hati-hati ya! Naka sayang Ibun."

•••

Seharusnya Marki tidak usah mengizinkan Bunda nya itu pergi, seharusnya ia bisa meyakinkan Bunda nya supaya tidak meninggalkan rumah. Maka ia dan adiknya tidak akan kehilangan.

Rumahnya itu kini sudah ramai oleh kerabat dan teman-teman Bundanya yang semuanya mengenakan pakaian serba hitam. Termasuk ia dan ketiga adiknya.

Marki tidak menangis, tapi melihat Bunda nya yang kini terbujur kaku dihadapannya membuat batin nya terasa sakit. Berbeda dengan Juna yang sudah menangis sedari tadi sambil berusaha membangunkan malaikat kesayangannya.

Naka dan Jivan hanya bisa menatap dari kejauhan, mereka belum terlalu mengerti. Tapi hatinya nyeri sekali.

"Ibun, mulai sekarang Marki bakal selalu jaga Juna, Naka, sama Jivan. Ibun jangan khawatir ya?"

"Istirahat yang tenang, Ibun. Tuhan, Marki titip Ibun ya!"

•••

january 2021
astrojaem

Naraditra || ft.nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang