happy reading! :D
Di malam minggu yang tidak terlalu cerah kali ini, keempat Naraditra bersaudara lengkap sedang berkumpul di ruang tamu dan ditemani tv yang sengaja dinyalakan. Oma Gatri tidak di rumah karena harus pergi ke Solo selama tiga hari.
Keempatnya lagi asik sendiri, dari mulai Marki yang sibuk sama laporan penelitian, Juna yang asik bikin digital-art, Naka yang iseng main talking tom, sampai Jivan yang fokus ngerjain pr.
Tapi meskipun begitu mulut mereka tidak berhenti saling menyahut sedari tadi.
"Bang, Mas, Kak, Jivan mau bacain puisi yang Jivan buat. Mau denger gak?" ujar Jivan seusai menutup buku nya.
"Mana coba, mau denger."
"Gak mau, males."
Jivan beringsut mendekati Juna dan menarik iPad yang sedang digunakannya, "HARUS DENGERIN! Gaboleh enggak."
"Anj–ah kan. Belum ke save itu anak setaaan!!"
Muka Juna udah dibuat seseram mungkin, tapi kalau menurut Jivan kurang nakutin. Alhasil Jivan cuek-cuek aja di semprot omelan sama kakak keduanya itu.
"Makannya dengerin dong, anak iblis!"
Hih, rasanya Juna mau cubit kecil bibir si bungsu saking kesal nya. Tapi ia sudah menangkap lirikan maut Naka yang terlihat siap untuk menggorok leher nya kalau sampai 'ngapa-ngapain' Jivan.
"Kalo gaada Naka udah gue masukin ke microwave lu Dek!" ancam Juna bisik-bisik.
"Cepet coba, gue mau denger nih," sahut Naka yang sudah meletakkan hp nya.
Si bungsu menopang dagu nya, "gajadi deh, udah gak mood. Jivan mau makan aja."
Marki menarik Jivan untuk mendekat dan membuat anak itu merebahkan kepala nya pada kedua pahanya. Semenjak menginjak kelas sembilan, Jivan sudah mulai jarang clingy yang mana membuat si sulung sedikit rindu.
"Mau makan apa emang? Gofood aja mau?" ujar Marki sambil mengelus sayang rambut Jivan.
"Tapi Jivan lagi gak mau gofood, Jivan pengennya makanan yang suka ada di pinggir jalan Bang," balas Jivan manja.
Juna menjentikkan jari setelah mendapat ide, "ke warung pecel lele aja mau gak? Yang didepan komplek sebelahnya toko galon tuh enak. Harga nya juga murah."
"Boleh tuh," kali ini Marki setuju, "Naka? Adek? Mau gak?"
"Ngikut aja gue, Bang."
"MAU BANGET. Ish akhirnya makan diluar bareng! Yay yay yay."
Tingkah Jivan yang memang super gemesin langsung membuat Marki refleks tersenyum geli dan memeluk kepala Jivan dengan lembut.
Naka yang melihat itu juga langsung ikut ikutan memeluk salah satu lengan Juna, membuat yang lebih tua memberontak, "Na ngape si lo ah lepas, geli anjir. Nakala ish LEPAS ANYING GELI!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraditra || ft.nct dream
FanficMarki pernah berjanji sekali. Ia akan merawat, membesarkan, dan selalu melindungi adik-adiknya, tidak peduli jika harus ditukar dengan nyawanya sekalipun. Dan itu berlaku seumur hidup. Laki-laki itu berpikir semuanya masih terasa mudah, tapi tidak k...