Minggu yang membosankan.
Hanya berdiam diri dirumah, tanpa ada jadwal kegiatan apa-apa sungguh membuat Nakala bosan. Teman-temannya sibuk sendiri dan tidak bisa diajak main. Alhasil, ia hanya dirumah bersama Oma dan juga si bungsu yang saat ini sedang sibuk bermain ponsel.
"Kak, kira-kira kalo Jivan adopsi hewan peliharaan dibolehin Oma gak ya?" tanya anak itu menatap kakaknya.
Naka mengangkat alisnya, "gatau, tanya aja sono sendiri. Emangnya mau adopsi apaan?"
"Um pengennya kucing, tapi biasa banget huft."
"Lah terus maunya apa?"
Jivan tersenyum ambigu sambil menaik turunkan kedua alis tipisnya, "anak babi kayanya boleh juga, Kak."
"Gak usah macem-macem anjrit, ngapain sih astaga mau lo ternak buat ngepet ya?! Ngaku!"
Dengan cepat Jivan menempeleng punggung Naka sambil mendengus, kakaknya yang satu ini kalau ngomong suka sembarangan banget. Padahal Jivan mau adopsi karena memang keliatannya lucu.
"Ini kalo Oma denger bakal dikasih cabe setan mulut lo Kak," kata Jivan sambil merebahkan diri di atas paha sang kakak, "tapi serius, Jivan liat di youtube lucu gitu tau. Bantuin bilang Oma doooong."
"Bisa yang lain aja gak? Anjing kek gitu atau kura-kura, naga terbang, atau apa kek gitu jangan anak babi. Berabe kalo difitnah tetangga," balas Naka.
Jivan bete, mulutnya mengerucut, "kalo gitu babi nya suruh cosplay jadi power ranger aja biar nggak ketauan kalo dia babi."
"Gak gitu konsep nyaaa Jivano, aduh. Keseringan deket sama Mas Juna jadi absurd pikiran lo."
"Itu namanya kreatif, Kakak!! Bukan absurd ish gak smart ah!"
Tanpa mau menuruti apa yang adiknya minta, Naka kembali fokus pada film kartun yang sedang ditonton nya sambil asik mengunyah biskuit.
"Kak Nakaaa, ih!"
Jivano Januar, untung Naka sayang banget jadinya gak akan disembur omelan galak nya, "kenapa lagi Dek Jivan?"
"Mau anak babii!!! Denger enggak? Jivan. Mau. Anak. Babi!" Saking gregetannya, Jivan ngomong sambil narik narik pipi Naka lumayan keras.
"Bodoamat gue gak denger," balas Naka berlagak tidak mendengar. Jelas Jivan keki abis melihat muka Naka yang seolah-olah meledek.
"Kak Naka kok nyebelin kayak Mas Juna??!!"
Mendengar adiknya terus mengoceh, Naka meletakan jari telunjuk nya di depan bibir Jivan. Berbarengan dengan pintu utama rumah yang terbuka lebar.
Naka memegang kepala Jivan dan mengarahkannya untuk melihat orang yang baru masuk itu.
"Ngapain minta anak babi, tuh liat anak babi nya baru pulang."
Yang diomongin pun menengok dramatis, memiringkan kepalanya sedikit. Dan mata nya udah melotot berlagak sok serem, "APA ANAK BABI?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraditra || ft.nct dream
FanficMarki pernah berjanji sekali. Ia akan merawat, membesarkan, dan selalu melindungi adik-adiknya, tidak peduli jika harus ditukar dengan nyawanya sekalipun. Dan itu berlaku seumur hidup. Laki-laki itu berpikir semuanya masih terasa mudah, tapi tidak k...