14. Kembali Hangat

1.4K 169 22
                                    

hi!

Sepertinya sudah ada lebih dari 10 menit Juna berdiam diri di depan pintu kamar Nakala sambil sesekali mengintip kedalam nya lewat celah pintu yang sedikit terbuka itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya sudah ada lebih dari 10 menit Juna berdiam diri di depan pintu kamar Nakala sambil sesekali mengintip kedalam nya lewat celah pintu yang sedikit terbuka itu.

Cowok itu bisa melihat di dalam sana ada Naka dan juga Jivan yang masih terlelap dengan mendekap satu sama lain. Hal yang sangat biasa dilakukan keduanya.

Juna tidak tau kapan adiknya itu pulang, karena semalam secara tidak sadar ia tertidur waktu Marki bercerita masalah asmara nya.

Jadi ketika mendengar tutur Abangnya tadi yang bilang kalau Naka sudah pulang, Juna dengan cepat bergegas ke kamar Naka untuk meminta maaf.

"Kok cuma ngintip aja? Kenapa gak masuk, Mas?" suara itu tiba tiba saja muncul membuat Juna melompat kecil. Kaget dia.

"Oma nih astaga ngagetin aja," Juna mengelus dada nya, "aku mau masuk tapi keliatannya pada nyenyak banget itu tidurnya. Niatnya mau ngomong sesuatu sama Naka hehe."

Oma tersenyum kecil, "abis berantem sama Naka ya kamu, Mas? Kamu juga katanya bentak-bentak Naka kemarin, hm?"

Waduh. Makin kaget dia karena kok bisa Oma nya tau, padahal kemarin dia sama Marki sepakat supaya gak kasih tau Oma masalah Naka dan surat surat panggilan sekolahnya itu.

"K—kok Oma tau? Naka cerita sama Oma?"

"Oh kalo yang itu bukan Naka yang cerita, tapi adek mu yang paling kecil itu yang kasih tau Oma semalam. Sehabis dia nyusulin kakaknya ke rumah temennya tuh," jelas Oma dengan lembut.

Loh apalagi ini? Maksudnya Jivan menyusul Naka itu gimana? Kenapa Juna gak sadar kalau si bungsu itu diam diam keluar rumah? Malam-malam pula.

"Yaampun Jivan. Oma, Juna gak tau kalo adek nyusul Naka semalem...maaf Oma."

Melihat raut bersalah dari cucu kedua nya itu lantas membuat beliau buru buru merengkuh tubuh ramping milik Juna untuk mendekat dan diusap lengannya.

"Iya gak apa-apa, tapi jangan diulangi lagi ya Mas. Adek masih perlu diawasi," Oma tepuk tepuk pelan lengan Juna, "nanti juga jangan lupa minta maaf sama Naka ya, Mas."

"Aku—"

"Oma gak membenarkan perbuatan Naka loh ya. Tapi tadi subuh anaknya minta maaf sama Oma, sampai sujud sujud di kaki Oma dia. Gak tega, Mas liatnya juga. Naka juga udah jelasin semua alasan kenapa dia suka mukul temen sekolahnya ke Oma."

Juna membuka mata nya lebar-lebar, "kenapa katanya Oma? Karena kemarin Naka gak jelasin ke aku alasannya."

"Lebih baik kamu tanya sendiri nanti ya sama Nakala. Tanyanya pelan-pelan."

Wanita paruh baya itu kembali mengusap lengan atas milik Juna guna menenangkan, "udaaah mandi dulu gih terus sarapan, adek kamu masih pulas bobo nya."

Dengan sedikit terpaksa, Juna memilih untuk nurutin apa kata Oma nya. Tidur nya nyenyak begitu mana tega sih dia bangunin dua adiknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naraditra || ft.nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang