Setelah Juna ingat-ingat, kayaknya udah hampir satu bulan dirinya tidak mengunjungi tempat yang menurutnya paling aman di kampus. Tempat yang dimaksud itu ada dibelakang gedung B Fakultas Seni Budaya.
Disana ada saung kecil didepan kolam ikan. Jarang banyak orang yang mampir karena bilangnya sih banyak mahluk yang jail.
Cowok berambut cokelat pekat itu menaruh minuman nya, dan langsung membuka iPad yang selalu dibawa kemana-mana. Melanjutkan sketsa yang sebelumnya sudah dikerjakan sebagian. Tempat nya sih tergolong sepi, jadi Juna juga lebih mudah berkonsentrasi.
"Kerjaan lagi banyak ya, Dip?"
Aduh suara itu. Juna tersenyum kecil sebelum akhirnya menoleh dan mendapatkan satu insan dengan rambut hitam yang tergerai membuatnya terlihat amat anggun.
"Iya nih, kepala divisiku kemarin langsung ngasih dua jobdesk sekaligus. Buat flyer sama maskot baru. Dan deadline nya lusa, jadi harus buru-buru dikerjain," balas Juna sambil menarik lembut salah satu lengan perempuan tersebut.
"Kok gitu? Emang yang lain kemana, Dip? Kok kamu bisa dapet dua sekaligus gitu sih?"
Kekehan lolos dari bibir tipis Junadivan, "Biyel, ini kan perusahaan mau luncurin produk sama katalog baru, jadi semua nya juga sibuk. Semua nya juga dapet jobdesk yang sama- sama susah kok, bukan aku aja."
"Huh tapi tetep aja, kamu tuh ya udah sibuk kerjain tugas kuliah sekarang ambil kerja juga lagi, Kamu kayak gak ada capek nya tau, Dip."
"Ya 'kan buat tabungan. Gak selama nya Oma bisa biayain aku sama saudara-saudaraku, Biyel."
Perempuan yang sebelumnya dipanggil Biyel sama Juna itu mencebik, wajahnya jadi lucu banget kalo kata Juna.
Nama lengkap nya sebetulnya Gabriella, cuma Juna lebih senang memanggilnya pakai sebutan Biyel. Biar gak kepanjangan sih katanya. Sama hal nya kaya Gabirella yang memanggil Juna dengan sebutan Divan atau Dipy.
Gabriella ini orang pertama yang Juna kenal pada saat pertama kali menjadi mahasiswa baru. Kayaknya sih sampai susah senang nya Juna, Gabriella udah tahu karena Juna gak jarang menjadikannya sebagai tempat curhat.
Dibilang cuma temen, tapi mereka lebih dari itu. Dibilang pacaran juga nggak sih, karena ada satu hal yang sama sekali gak bisa mereka rubah atau diotak-atik seenaknya. Walaupun dua-dua nya juga udah paham perasaan satu sama lain.
"Huh, ngantuk deh aku Dip." Biyel menyenderkan kepala nya di pundak sempit milik Juna.
Dan seperti sudah menjadi sistem default, tangan Juna dengan sigap mengelus-elus rambut Biyel, kemudian mengecup nya sekilas. Sambil sesekali mengusap alis perempuan itu supaya bisa terlelap.
"Habis ini ada kelas lagi, Biyel?" Biyel menggeleng, "Nggak ada. Tadi komputer desain terakhir."
Seperti teringat satu hal, Biyel kembali menegakkan tubuhnya, "eh itu adek-adek kamu udah pulang, Dip? Gimana? They all good kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraditra || ft.nct dream
FanfictionMarki pernah berjanji sekali. Ia akan merawat, membesarkan, dan selalu melindungi adik-adiknya, tidak peduli jika harus ditukar dengan nyawanya sekalipun. Dan itu berlaku seumur hidup. Laki-laki itu berpikir semuanya masih terasa mudah, tapi tidak k...