part 5

984 63 10
                                    

Pagi ini Nabilah dan yang lain sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah/kuliah. Melody di bantu aisten rumah tangganya sedang menyiapkan sarapan, sedangkan Veranda sedang memakaikan seragam Nabilah.

"Nah udah rapih, dedek turun ke bawah duluan ya, bunda mau ke kamar nyiapin baju buat ayah" ucap Veranda lembut.

Nabilah mengangguk lalu langsung berlari keluar kamar, Veranda yang melihat itu hanya tersenyum lalu pergi ke kamarnya untuk melaksanakan rutinitas nya sebagai seorang istri.

"Loh kok udah pake baju. Tumben" ucap Veranda ketika melihat Kinal sudah rapih dengan pakaian coolnya. Celana lepis berwarna hitam, baju polos berwarna coklat yang di balut blazer hitam, tapi rambut pendeknya masih acak-acakan.

Kinal yang sedang duduk di pinggir ranjang dan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang hanya cemberut saja melihat kedatangan Veranda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kinal yang sedang duduk di pinggir ranjang dan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang hanya cemberut saja melihat kedatangan Veranda. Dia sedang merajuk karena semalam tidak mendapatkan jatah.

"Maaf deh semalam kamu nggak dapet jatah, kamu tau sendiri kan semalam Nabilah tidur sama kita" ucap Veranda sambil mulai duduk di samping Kinal.

Kinal tak memperdulikan ucapan Veranda dan malah menenggelamkan wajahnya di pundak Veranda.

Semalam Nabilah memang tidur di kamar mereka berdua karena Veranda yang memintanya, awalnya Nabilah menolak namun karena Veranda terus memaksa jadi dia menyetujuinya. Dan pada akhirnya Kinal lah yang malah merajuk.

"Nal kamu tau sendiri kan aku kangen sama anak aku, semalam itu pertama kalinya aku tidur sama dia, aku mau mendekati diri nal, aku mau dia manja sama aku kaya dia manja sama mama" ucap Veranda sendu.

Kinal mendongak menatap wajah Veranda yang sedang menatap kosong kedepan.

"Maafin aku ve aku ke kanak-kanakan" Kinal memeluk tubuh samping Veranda.

"Iya lain kali jangan gini lagi, aku jadi bingung nal" ucap Veranda.

"Iya aku janji nggak gini lagi, dan aku udah mutusin hari ini aku daftarin kamu dan aku di universitas yang ada di Indonesia" ucapan Kinal membuat Veranda terkejut dan langsung menoleh kearah Kinal.

"Kamu serius?, Nanti siapa yang ngurus perusahaan kamu di new York?" Tanya Veranda.

"Katanya ayah sering nemuin anak kita, dan setiap dia nemuin Nabilah, Nabilah selalu nanya kapan kamu dan aku pulang, jadi Ayah menyesal udah egois nyuruh aku ke new York dan membuat kamu dan aku terpisah dari Nabilah, sekarang ayah ngebebasin aku untuk memilih tinggal di sana atau di Indonesia, tapi aku milih tinggal di Indonesia. Kalau soal  perusahaan, ayah udah nyuruh orang kepercayaan nya untuk memimpin perusahaan, sedangkan aku memimpin perusahaan utama yang ada di Jakarta, tapi cabang  perusahaan di new York masih atas nama aku" Veranda tersenyum mendengar ucapan Kinal, dia memeluk erat Kinal karena saking bahagianya.

"Aku mau kamu dan aku Deket sama anak kita, masa Nabilah  lebih Deket sama nenek nya dari pada sama orang tua nya sendiri. Nanti pulang sekolah kita jemput Nabilah ya dan sebelum ke sekolah Shaniia, kita ajak Nabilah jalan-jalan bentar untuk mendekati diri kita ke Nabilah" lanjut Kinal membuat Veranda tambah bahagia dan beruntung mendapatkan sosok Kinal di sisi nya.

familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang