Terkadang kita perlu egois untuk bahagia
-Aqeela"Kenapa, Rassyaaaaa? Jangan bikin penasaran!" kataku mulai kesal.
"Aku....." Rassya mulai berbicara tapi menggantungkan ucapannya.
"Apa?"
"Aku..." masih menggantungkan ucapannya 'duh gimana ya ngomongnya' lirihnya dalam hati.
"Apa? Aku apa? Hah?" tanyaku geram.
"Aku sayang kamu" katanya membisikkan di telingaku.
"Rassyaaa, aku serius"
"Aku juga serius, Aqeela Casturi" ledeknya
"Calista bukan Casturi!"
"Hahaha"
"Gak ada yang lucu!"
"Iya aku serius calista" katanya sambil memencet hidungku. dengan sisa tawanya.
Entah sihir apa yang diberikan Rassya kepadaku. Yang jelas saat itu juga dengan gampangnya aku tersenyum tipis karenanya.
Rassya tersenyum sumringah saat melihat perubahan wajahku.
"Udah, gausa senyum terus" katanya dengan tegas.
"Kenapa?" tanyaku memancing.
"Ntar giginya kering haha" Rassya tertawa lagi, tapi tidak denganku yang mulai kesal lagi.
Perjalanan pulang kali ini kami habiskan dengan canda gurau rasa lelah padahal dua hari full telah menjalani aktivitas yang tiada hentinya. Mungkin karena Rassya sehingga semua capek yang melanda hilang begitu saja, mendengar tawanya yang membuat diriku ikut tertawa juga walaupun aku yang menjadi bahan tawaannya.
****
Aku dan yang lainnya turun saat bis sudah sampai di depan sekolah. Rassya membantu membawakan barang bawaan ku walaupun barang bawaan sendirinya dia tidak tau bagaimana caranya membawanya.
"Udah, aku aja yang bawain semua" katanya dengan penuh percaya diri.
"Jangankan ini semua, kamu sekalian aku angkut juga bisa" tambahnya.
aku tersenyum.
"Eh, gak deng" katanya.
"kenapa?" tanyaku dengan wajah yang masam.
"kamu berat"
"Rasyaaaaaaaaaaa!" aku memukul bahunya.
"Apaaaaaaa!" katanya dengan menirukan gaya bicaraku.
Setelah menunggu selama hampir satu jam. Akhirnya aku melihat kedatangan mobil ayah yang mulai masuk ke area sekolahku. Saat ayah dan oma keluar mobil mereka mengedarkan pandangannya seperti mencariku kemudian aku melambaikan tanganku setinggi mungkin agar keberadaanku terlihat oleh mereka.
"Oma ini cucunya!" teriak Rassya. Sepertinya Oma langsung mengenali suara Rassya kemudian ia juga ikut melambaikan tangan ke arah kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
RassQeel
Teen FictionMerubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu merubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Nusa Bangsa. Dia ketus, dingin, cuek...