Pembaca gelap minggir dulu ya hehe.
Pembaca setia author mau lewat nih!VOTE & KOMEN!
****
"Mau kemana lagi?"
"Pulang aja ya. Aku cape"
Rassya mengangguk. Ia segera melanjukan mobilnya menuju rumah Aqeela. Selama di perjalanan, keduanya asik membicarakan banyak hal. Mulai dari kelakuan teman-teman Rassya yang makin hari makin absurd bagi Aqeela, karier hingga hubungan mereka.
Tiba-tiba pandangan Aqeela fokus pada wajah kekasihnya yang memucat, tidak seperti tadi.
"Sya? Ko mukanya pucet? Kamu sakit? Atau pusing?" tanya Aqeela khawatir.
Rassya langsung mengecek wajahnya di kaca kecil kecil yang ada di mobilnya, ia memperhatikan wajahnya yang sedikit memucat.
"Gapapa, paling kecapean aja"
"Yaudah langsung pulang kerumah kamu aja ya" Aqeela mengelus tengkuk Rassya.
"Kamu gimana?"
"Nanti aku minta jemput Saski. Sekarang kita kerumah kamu aja, aku takut kamu sakit"
Rassya tersenyum mengiyakan. Berulang kali Rassya katakan ia bersyukur memiliki kekasih seperti Aqeela. Gadis itu bagaikan bidadari jika kalian sudah mengenalnya lebih jauh.
"Gausah senyum-senyum!"
"Iya galak" gurau Rassya.
****
"Kenapa ini qeel?"
"Rassya gapapa, Ma" balas Rassya. Suaranya agak sedikit terdengar purau.
"Mama kok udah disini? Katanya seminggu di Bandung? Perasaan baru kemarin disana" ucap Rassya lagi.
"Nenek sama kakek kamu yang minta mama cepet pulang. Katanya mereka udah gapapa"
"Yaudah qeel, tolong bawa Rassya ke kamarnya ya" Mama kekasihnya mengelus pipi Aqeela sebelum melenggang pergi ke dapur.
"Aku bisa sendiri, sayang. Lagian cuma pusing biasa aja kok" dengan lembut Rassya melepas rangkulan gadis itu dan berjalan bersamanya menuju kamar yang terletak dilantai atas.
Aqeela terpaku begitu sampai kamar Rassya. Kamarnya terlihat sangat rapih untuk seorang laki-laki dan pemilihan warna yang pass untuk membuat siapapun nyaman jika berlama-lama disini.
Aqeela sudah sering kerumah Rassya, tapi tidak pernah menginjakkan kakinya di kamar laki-laki itu. Mata gadis itu tertuju pada sebuah bingkai berukuran sedang yang terpajang di dinding, foto keluarga. Aqeela mengerutkan dahinya saat melihat foto keluarga itu, disana terlihat seperti Papa Rassya. Tapi dimana Papa-nya?
Setiap Aqeela kerumah kekasihnya itu Aqeela tidak pernah melihat foto Rassya lengkap sekeluarga seperti ini. Ia hanya melihat foto Rassya, Farrel, Dona dan Rara yang terpampang jelas di ruang tamu.
"Itu Papa qeel"
Aqeela menoleh, menghampiri Rassya yang sudah merebahkan tubuhnya di kasur.
"Sini" Rassya menarik pinggang Aqeela agar gadis itu duduk di tepi kasur yang dekat dengannya.
"Papa kamu?" Aqeela sebenarnya ragu menanyakan ini pada Rassya.
Aqeela memang tidak pernah melihat Papa Rassya ada dirumah. Tapi jujur saha, selama dekat dengan Rassya, Aqeela selalu bertanya-tanya kemana Papa Rassya. Rassya pernah bercerita bahwa Mama dan Papa nya pernah bertengkar hebat setahu Rassya hanya karena nilai Farrel yang tiba-tiba anjlok saat kelas 6 padahal tinggal menghitung hari sudah masuk ujian nasional atau entah memang karena ada faktor lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
RassQeel
Teen FictionMerubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu merubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Nusa Bangsa. Dia ketus, dingin, cuek...