Pagi yang cerah ini semua siswa melakukan upacara bendera. Keadaan tentram yang menggambarkan suasana saat ini. Walaupun dibarisan belakang para gadis sedang bergosip dengan suara kecil.
Usai upacara semuanya bubar dari barisan kecuali mereka yang terlambat akan diberi hukuman oleh guru piket.
"Ayo" Lea mengajak kedua sahabatnya menunju kelas.
"Sabar Le, lihat itu masih rame." Tunjuk Adrea yang melihat kerumunan siswa yang berebut jalan di koridor sekolah.
"Kalau lo mau, ya luan aja Le. Kita dua mah nanti nunggu agak sepi." Lea yang mendengar jawaban Adrea dan Alyfia hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Terserah deh" Lea melangkahkan kakinya berjalan kearah koridor meninggal mereka berdua yang melongo atas perginya Lea begitu saja.
"Keras kepala banget si Lea." Fia menggelengkan kepala melihat tingkah Lea.
Dilain tempat Lea merasa geram dengan mereka yang berjalan lambat. Padahal lorong koridor rame, bisa-bisanya mereka berjalan sambil ngobrol.
Brukkk
Lea terkejut pasalnya ia menabrak seseorang di depannya ini. Melihat kakak kelasnya yang terjatuh membuat Lea gelagapan.
Lelaki itu berdiri dan membersihkan telapak tangannya yang kotor. Detik berikutnya lelaki itu berbalik dan menatap sosok gadis cantik yang terkenal disekolahnya itu.
Gadis itu hanya menunduk. Ia gugup seperti pemeran cewek di novel yang ia baca, pasalnya kalau di novel pasti yang nabrak cowok tampan dan berakhirnya jadian dengan sih cewek.
"Ekhem" deheman itu membuat Lea makin gelagapan.
"Kamu yang nabrak saya?" Ujar Arfid. Ya lelaki yang Lea tabrak adalah Atharfid atau sering di sapa Arfid itu.
"Bu-bukan kak bukan gue." Ucapnya dengan gugup.
"Terus siapa?" Arfid menatap bingung gadis yang sedari tadi menunduk. Padahal yang Arfid tahu gadis ini sangat berani, tapi sekarang.
"Badan gue, kak, yang nabrak heheh" Lea sangat malu sekarang dihadapan kakak kelasnya ini.
"Aneh" cetus Arfid. Lalu melangkah untuk pegi. Namun baru beberapa langkah gadis itu memanggilnya.
"Eh kak," suara cempreng itu menghentikan langkah kaki seorang Arfid. Lelaki itu berbalik dan melihat kearah sosok gadis dengan penampilan perfectnya, dengan satu alis naik pemuda itu menatap bingung adik kelasnya itu.
Lea yang menatap sosok kakak kelas yang ia tabrak sedikit kaget. Ia mengira menabrak kakak kelas yang keren dan tampan. Tapi ini tampan namun gayanya cupu.
"Kakak ganteng tapi sayang penampilan lo cupu, hahah." Ujar Lea tanpa malu.
Tanpa niat menjawab Arfid langsung pergi begitu saja dari hadapan adik kelas yang aneh itu. Arfid berfikir kemana hilangnya rasa malunya tadi.
"Aneh" gumamnya.
Lea menatap punggung kokoh itu sambil tersenyum aneh.
"Lo kalau mau jadi orang gila jangan disini deh Le." Ledek Rea yang ntah sejak kapan sudah berada disampingnya ini.
"Apaan sih lo, gue waras ya!" Elaknya dengan nada kesal.
"Oh iya kan nama elo Swarasya ya berarti waras ya gak." Celetuk Fia dengan polosnya.
Plak
Fia mengelus lengannya yang terasa pedas akibat pukulan Lea. Lea kalau mukul gak ada kasihannya sama orang yang dipukul.
"Sakit Le." cetus Fia
"Bodo amat." Lea pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua lagi.
"Emang ucapan gue salah ya, Rea?" Rea yang mendengar ucapan Fia hanya menatap tak percaya sahabatnya ini. Polosnya keterlaluan jadi orang.
"Pikir aja sendiri!" Usai berkata seperti itu Rea pergi meninggalkan Fia yang menatap bingung kepergiannya.
"Bingung gue, salah mulu sama mereka" gumamnya dan menyusul mereka berdua ke kelas.
.
.
.Jangan lupa vote and coment!!!
Terima kasih buat yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Senior Nerd
ChickLit"Eh kak," suara cempreng itu menghentikan langkah kaki seorang pemuda. Pemuda itu berbalik dan melihat kearah sosok gadis dengan penampilan perfectnya, dengan satu alis naik pemuda itu menatap bingung adik kelasnya itu. "Kakak ganteng tapi sayang pe...