04. Pamit

33 14 5
                                    

HALLO ASSALAMUALAIKUM!

APA KABAR? SEHAT SEHAT YA SEMUA! HIHI
***

Gadis dengan rambut di kuncir baru saja turun dari kamar untuk menyantap makanan yang sudah di persiapkan asisten rumah tangganya.

Mereka semua berkumpul di ruang makan termasuk seluruh pekerja dirumah ini, Hari ini di adakan rapat untuk seluruhnya.

Kabira menduduki kursinya dan menyantap sarapan sebelum berangkat sekolah, "Ada apa bund, pah?" Tanya keisya pada orang tuannya.

Kedua orang tuanya saling bertatapan, "Lusa papa dan bunda akan berangkat ke belanda."

Uhukk... uhuukk..

Dirinya tersedak makanan dan berhenti untuk menyantap hidangan itu, "APA!"

"Kenapa?" Tanyanya.

Michelle tak tega melihat anak kesayangannya itu sedih, "Ada pekerjaan yang harus kami kerjakan disana, juga nenekmu sakit." Jawab michelle.

"Tap-

Michelle menghampiri putrinya dan mengelusnya bak bayi menangis. "Gak akan lama sayang."

"Promise." Ujar kabira memperlihatkan jari kelingkingnya.

"No, kita gak bisa janji sayang. Tapi bunda akan selalu mendoakan mu juga menjagamu dari jauh."

"Yha, betul kata bunda. Lagian ntar ada kirana yang nemenin kamu." Ucap tuan Jefferson.

Kirana adalah sepupu Kabira, baru menginjak usia 18 tahun.

Kirana Mhesa Veenendaal Yun, Itulah nama lengkapnya. Di umur 18 itu kirana sudah menjadi seorang pembisnis dia memegang perusahaan milik almarhum ayah dan ibunya.

Ya, Kirana adalah anak yatim piatu. Hidup bersama Richelle a.k.a neneknya/orang tua michelle dan Mich Veenendaal a.k.a tuan Veenendaal.

Mata kabira berkaca kaca, rasanya ingin menangis jika berpisah dengan orang tuanya. "Okeh, aku kuat. Tapi jangan lama lama yaa." Kabira berusaha untuk tersenyum.

Michelle dan adi mencium dahi sang putrinya, "Saya titip dia pada kalian." Ucap tuan Jefferson pada seluruh pekerja.

"Kita akan selalu menjaga non kabira, Non kabira sudah kami anggap sebagai anak kami sendiri tuan. Jadi tuan tidak perlu khawatir."

Michelle tersenyum menatap para asistennya, "Saya percaya pada kalian." Ucapnya penuh rasa senang.

Makanan sudah mereka habiskan. "Tuan, nyonya biar saya bersihkan." Ucap mbak membawa piring dan gelas yang kotor, "Silahkan."

Semuapun pergi kembali bekerja. "Ada yang mau bunda sampaikan pada mu nak." Ucap bunda membuat kabira bingung sekali gus penasaran. "Apa bund?" Ucapnya.

Bunda tersenyum penuh arti sambil mengelus ngelus kepala sang putri. Hingga 1 tetes cairan bening membasahi pakaian yang dikenakan kabira. "Bunda kenapa nangis?"

"Maafin bunda sayang. Belum jadi bunda yang baik untukmu, bunda selalu jadi beban untuk mu dan selalu menyusahkanmu."

Kabira menggeleng, "No, bunda gak pernah jadi beban untuk kabira, bunda gak pernah nyusahin kabira."

"Bunda selalu saja memintamu untuk membawa matahari, Bunda tau hati kamu rapuh, sakit saat matahari tidak mengakui kita lagi. Bunda tau, bunda ini adalah ibu mu juga ibu dari kakakmu..

..Ini semua salah bunda bunda yang gak bisa menjaga matahari dengan baik, bunda. Bunda."

Detik berikutnya. Cairan bening kabira pun ikut mengalir, "Jangan gitu bunda. Ini semua bukan salah bunda. Bunda gak salah, ini itu namanya takdir."

"Benar kata kabira. Ini semua takdir sayang."

"Enggak, kalo waktu itu bunda menjaganya dengan ketat mungkin sekarang matahari ada disamping kita! Maafin bunda karena bunda kamu di benci oleh langit dan matahari." Kabira menggeleng keras.

"Bunda cuman berpesan padamu. Jika kamu tidak bisa membawa matahari pada kami. Biar lah, biarkan tidak apa apa. Menyerahlah nak. Bahkan dia selalu membenci dan memakimu, tapi kau selalu sabar," ucap michelle.

"Jangan pernah melawan sipenculik itu sendirian nak, dia licik, jahat." Ucap adi

'Aku tak akan menyerah demi kalian'

***
Burung berkicau, terlihat sangat sepi sekolah ini.

Kabira berjalan sendiri menuju ruangan belajarnya, dengan tatapan kosong gadis itu melamun.

memikirkan perkataan sang bunda 'biarlah, mereka juga membencimu. Coba cari mana ada seorang kakak yang tega membenci dan memfitnah adiknya!' Nasihat bunda.

tiba tiba sebuah tangan menepuk pundaknya, "morning kabi!" Ucap athya.

Gadis itu tidak menjawab, Wajah kabira terlihat memucat, "kabi lo kenapa, wajah lo pucet tuh!" Ujar athya khawatir dengan keadaan sahabatnya.

Gadis dengan kuncir rambut itu menatap sahabatnya yang khawatir akan keadaan dirinya, "Oh, enggak apa apa. Biasa paling cuma pusing doang."

"Yaudah lo istirahat aja ya, di UKS."

Keisya tersenyum, lalu menggangguk.

"Biar gue anterin ya." Ucap athya.

Dengan cepat kabira menolak, "Gak usah gue sendiri aja."

***
Terlihat seorang gadis sedang meluruskan badannya di atas ranjang, sudah satu jam gadis itu terlelap tidur.

Tubuhnya sudah terasa lebih baik, gadis itu turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu keluar.

niatnya ingin pergi ke rooftop untuk merasakan sejuknya angin. Ia memandangi lapangan yang di penuhi murid yang sedang berolahraga.

Namun, detik berikutnya..

Tiba.. tiba..
Srett.. srett...

kabira di kagetkan dengan orang yang menarik tangannya.

***
BULANGIT.

TBC.

BULANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang