Jangan jadi silent readers napa(
***
Geuraeseo nan nunnunanna
Nunnununanna
Put' em up in the air
Nuna nuna
Like this oh nanana
Nuna nuna
EeeeiAster menatap jengah Utara dan Fadli yang berjoget ria didepan papan tulis, semua teman-temannya sudah tidak asing lagi. Mereka sudah cukup paham sikap Utara dan Fadli yang tidak tau malu, meski hanya saat didalam kelas mereka seperti itu.
Aneh memang, tapi begitulah kenyataannya. Sekarang Aster menyesali perbuatannya yang memindahkan Fadli ke kelas ini, Utara semakin menjadi-jadi karna ada patner gesreknya.
"KENCENGIN WOYYY, DI KOPLO KALO BISA. " teriak Doni, teman satu kelas Aster.
"Rexsona nunu nana. " timpal Dani yang tak lain adalah kembaran Doni.
Mereka tidak peduli meskipun lirik yang mereka nyanyikan itu salah, karna fokus mereka hanya pada seberapa asyiknya lagu itu.
Saat sedang diam memandang teman-temannya yang berjoget ria, tangan Aster ditarik oleh Fadli dengan tidak tau malunya. "Goyang dong Terr. "
"Gue masih waras. "
Tak mau tertular, Aster lebih memilih pergi dari kelasnya saat bel istirahat mulai terdengar.
"WOYY BAYI TIREXXX, TUNGGUIN KITA WOYYY. " Utara segera menarik tangan Fadli untuk ikut bersamanya.
Mereka berjalan beriringan bertiga, wajah sangar mereka diperlihatkan. Yakan diluar kelas, makanya harus sangar.
"Kita mau kemana? " tanya Fadli penasaran.
"Pemakaman. "
"Siapa yang mati? " panik Utara mendengar jawaban Aster.
"Kalian berdua, kalo masih banyak bacot. "
Tak mau ucapan Aster akan menjadi kenyataan, Utara dan Fadli lebih memilih untuk diam. Mereka hanya mengikuti Aster yang sepertinya akan menuju ke kantin.
"Pacar gue dikantin gak ya? " gumam Aster pelan.
"Lo punya pacar? " Utara menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Punyalah, ganteng gini masa gak punya. " sombong Aster semakin menegakkan dadanya.
Sepertinya dugaan Aster benar, karna dia melihat Zhiva tengah makan bersama Shasa. Tapi ada yang tidak mengenakkan, karna disebelah Zhiva ada seorang laki-laki duduk tenang sambil mengobrol dengan kedua perempuan itu.
"Minggir. " usir Aster datar, dia langsung duduk tepat disebelah Zhiva.
"Ditungguin daritadi gak nongol-nongol, giliran ada cogan langsung nongol. " gerutu Zhiva masih tetap memakan lahap somay miliknya.
"Iya Va bener, gue setuju. " timpal Shasa melirik Utara sekilas.
"Kita tadi abis konser. " Fadli menengahi, dia tidak bisa diam saja melihat kedua temannya yang akan diinterogasi oleh pawang mereka.
"Konser buat narik perhatian para cewek. "
"Gue gak ikut Va, sumpah. "
"Gak peduli. "
Aster meneguk ludahnya, tidak biasanya Zhiva bersikap cuek seperti ini padanya. Apakah dia ada salah? Atau memang Zhiva yang sedang tidak seperti biasanya.
Dengan perlahan Aster mengambil alih somay yang tengah Zhiva makan, dia menyedoknya dan menyodorkannya pada Zhiva. Tanpa banyak kata, Zhiva langsung menerima itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTERLIO [SELESAI]
Novela Juvenil#9 in teenfiction #3 in fiksi [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.] Semua tentang Asterlio Galaksi Derandra, iblis pencabut nyawa berwujud dewa dalam mitologi Yunani. Tentang bagaimana kisahnya dengan para sahabatnya. Tentunya juga kisah dengan sang pemili...