36. TENTANG

2.8K 183 42
                                    

Kamis, 07 Januari 2021.

36. TENTANG

"Bernafas lega, ketika semuanya kembali seperti semula."--Thalia Anastasya.

....DIEGO....

Acara amal akhirnya berakhir. Setelah bel berbunyi, semua murid langsung cepat-cepat berbenah dan pergi dari gedung sekolah. Sementara Diego dan teman-temannya seperti biasa. Mereka tidak langsung memutuskan untuk pergi. Melainkan menghampiri motor-motor mereka yang terparkir di parkiran dan menongkrong di sana.

"Lo semua langsung balik?" Diego bertanya pada ketiga temannya. Memperhatikan ketiga temannya yang sibuk membawa beberapa tangkai bunga di tangan mereka. Sejak dari kelas untuk mengambil tas, ketiga temannya asik sekali membawa dan memamerkan bunga mereka masing-masing.

Dia tidak tahu betapa penting bunga itu. Karna dirinya sendiri hanya meninggalkan bunga-bunga miliknya---yang tidak tahu siapa yang menaruh, di mejanya.

"Gue sih, nurut Arul. Soalnya gue nebeng." Jiko menjawab lalu merangkul Arul. "Ya gak, Rul?"

Arul memutar bola matanya, lalu kembali pada Diego. "Kalo gak ada urusan lagi, gue pulang."

"Lo, Di?" Diego bertanya pada Ardi yang asik menghirup aroma bunganya.

"Nyiumin bunga mulu, gak cape lo?" tegur Jiko. Sejak tadi yang temannya itu lakukan selalu begitu. Tadi, ketika sebelum mereka keluar, Ardi sempat menyemprotkan parfum yang ia selalu bawa, pada bunga-bunga itu. Entahlah apa yang temannya itu inginkan.

"Serah gue lah." sela Ardi. Cowok itu kemudian duduk di kursi yang berada di sebelahnya. "Kalo gue sih, kayaknya mau ke Wamen dulu. Laper gue dari tadi ngeliatin cewek-cewek bagi-bagi bunga."

"Ngapain emang lo tanya, Go?" tanya Arul.

"Kalo lo pada emang gak sibuk, tadi siang Bang Ronald nelpon gue. Mau ngomongin soal acara perekapan."

"Emangnya sekolah bakal ngijinin?"

"Coba aja nanti kapan-kapan kita nemuin Pak Gatot sama Kepala sekolah." jawab cowok itu.

"Yakin?"

"Coba aja."

Jiko menghembuskan nafasnya. "Yaudah, gue nurutin lo aja, Go."

"Lo berdua?"

"Gue sih, oke-oke aja." ucap Ardi.

Jiko menyikut Arul. "Lo gimana?"

"Kalo lo semua iya, gimana gue mau jawab nggak?"

"Asik, nanti diomelin Pak Gatot bareng-bareng." ucap Ardi. "Gak ngebayang lagi gue Pak Gatot bakal ngomelin kita bertiga."

"Hooh, gue kelas sebelas udah jarang banget dimarih Pak Gatot sama Bu Restu." kata Jiko.

"Kita bertiga, jarang, kalo Diego bolak-balik udah kena ceramahan Pak Gatot sama Bu Restu." ucap Arul.

"Eh, Go. Ke rumah Bang Ronald, sore ini?" tanya Jiko.

"Gak harus sore, malem juga gak papa. Yang penting ngabarin."

DIEGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang