Chapter 12

7.9K 601 20
                                    


Full Johnten moment..

Happy Reading~~~~~

**********


    "Tunggu sebentar..."


   Ten tidak menepis tangan Johnny saat pria tersebut memegang lengannya. Karena sungguh demi apapun, ia sangat-sangat merindukan sentuhan dari tangan kekar Johnny.

   "Maaf kalau saya bersikap tidak sopan, tapi bo-bolehkah saya melihat wajah anda?"

   Ten terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya ia membuka masker dan topinya.


   Ten terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya ia membuka masker dan topinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Reaksi Johnny?? Pria bertubuh tinggi besar tersebut tidak bisa untuk tidak terkejut. Bahkan ia merasa jantungnya seperti melompat keluar dari tempatnya.

   "C-C-Chit???? Be-benarkah ini ka-kamu??" Ten mengangguk perlahan.






   "C-C-Chit???? Be-benarkah ini ka-kamu??" Ten mengangguk perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Greppp!!!





   Tanpa membuang-buang waktu, Johnny langsung merengkuh erat Ten. Membawa tubuh mungil tersebut tenggelam dalam pelukannya. Dan Ten bisa merasakan kalau pundaknya mulai basah. Ya, untuk pertama kalinya ia melihat pria besarnya menangis. Bahkan dulu saat dirinya diusir dari rumahnya sendiri dan juga saat mereka menikah tanpa dihadiri tuan dan nyonya Seo, Johnny sama sekali tidak menangis.

   Tapi kini, hanya dihadapan Ten, Johnny menumpahkan semua kesedihan dan airmata yang selama ini ia pendam. Ia menangis sesenggukan, mencoba mengeluarkan segala emosi yang belasan tahun terpendam dihatinya melalui airmatanya.

   Ten tidak bisa berbuat banyak. Ia pun menangis karena sangat merindukan pria besarnya. Lantas Ten pun membalas pelukan hangat Johnny.


 Lantas Ten pun membalas pelukan hangat Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "K-kak John...."

   "Chit--- ini benar kamu kan?? Aku tidak sedang bermimpi kan?? Kalau ini hanya mimpi, aku rela gak bangun Chit, aku---"

   "Ini bukan mimpi, kak. Ini nyata, kakak bisa rasain kan detakan jantung aku?"

   Ya, Johnny merasakannya. Jantung Ten berdetak sedikit lebih cepat, sama seperti dirinya.

   Johnny melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah manis istrinya-- masih bolehkah ia memanggil Ten demikian?

   Ten mengajak Johnny untuk duduk. Ten menghapus jejak airmata dipipi Johnny. Rasanya sungguh sakit melihat orang yang kau cintai menangis karena dirimu sendiri.

   "Chit---"

   "Aku rindu kakak, rinduuu sekali. Aku bahkan frustasi saat aku dipaksa harus pergi jauh dari suamiku dan juga anak-anakku. Aku pernah berniat ingin mengakhiri hidupku, tapi seketika aku inget, aku gak boleh egois, aku masih punya Yangyang yang butuh aku sebagai ibunya."

   "La-lu.. Bagaimana kamu bisa ada disini? Kapan kamu datang? Dimana kamu tinggal? Yangyang mana?"

   "Kak-- satu-satu dong nanyanya. Aku kan jadi bingung mau jawab yang mana dulu."

   "Oke, pertama, kapan kamu datang? Dan selama ini kamu kemana?"

   "Hmm, aku ke Korea satu bulan yang lalu. Aku selama ini tinggal di China."

   "Di China??? Pantes selama ini aku nyari kamu sampe pelosok Thailand pun tetep gak ketemu. Terus, kamu kerja?"

   "Kakak gak tau ya? Aku kan jadi guru tari baru dikampusnya anak-anak."

   "Hah?? Beneran?? Kok Echan sama Dery gak pernah cerita apa-apa. Mereka cuma bilang kalau bakal ada guru tari baru, dari China tapi asalnya dari Thailand. Kamu tau, pas anak-anak bilang gitu aku langsung kefikiran kamu. Oke lanjut, gimana kamu bisa ada disini terus nyamar jadi waiters?"

   "Ini semua idenya anak-anak. Mereka pengen secepetnya ketemuin kita berdua. Awalnya aku ragu, aku takut kakak gak mau nerima aku lagi."

   "Jadi anak-anak duluan yang ketemu kamu?"

   "Awalnya mereka gak ngenalin aku. Ya wajar sih, aku ninggalin mereka pas mereka masih kecil. Jadi mungkin mereka lupa wajah ibunya. Terus, kayaknya mereka abis ngeliat wallpaper ponsel aku yang aku sama kakak foto bareng."

   "Oke, selanjutnya, dimana kamu tinggal?"

   "Aku tinggal di apartemen yang gak jauh dari kampus. Masih sekitaran sini."

   "Terakhir, Yangyang mana?"

   "Yangyang masih di China, dia gak mau pindah kampus, katanya ribet. Jadi dia bakal kesini kalo liburan aja. Sekarang giliran aku nanya, apa kabar kakak selama ini?"

   "Sejujurnya aku gak baik-baik aja Chit. Aku hanya nyoba buat tegar didepan anak-anak. Aku gak mau bikin mereka sedih kalau mereka tau papanya gak baik-baik aja."

   Ten mengelus pipi Johnny. Suaminya kini semakin tampan dan juga semakin dewasa.

   "Maafin aku, kak..."

   "Enggak sayang, jangan minta maaf, kamu gak salah apa-apa."ucap Johnny seraya menggenggam kedua tangan mungil Ten lantas menciumnya.

   "Chit..... Kamu maukan, tinggal bareng lagi sama aku juga anak-anak kita, dan ngasih aku kesempatan kedua?"lanjut Johnny.

"........"



***************

TBC.....




Mau gak yaaa???

Second Chance || JOHNTEN [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang