6

39 4 2
                                        

Happy reading!!!

***

"Ya!"

Ctak.

Min-ah mengaduh merasakan seseorang menyentil keningnya, "Aish apa yang kaulakukan Dahyeon! ini sakit", ujar Min-ah sembari mengusap-usap keningnya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu! sejak tadi kau hanya melamun tidak jelas. bahkan kau tidak menyentuh sedikitpun makananmu! aku pastikan kau pasti juga tidak tahu kan, bila Jimin lagi mencoba mendekati Hyemi?!", Dahyeon berujar lumayan keras sampai beberapa pasang mata di Plaza mengarah ke tempat duduk mereka.

"sstt, hei dahyeon bisakah suara mu dikecilkan! kau bisa menimbulkan gosip yang tidak tidak", Ucap Hyemi kesal.

Min-ah baru menyadari sekarang dimeja ini sudah ada Hyemi dan Hyeril yang ikut bergabung. ah rupanya sedari tadi dia banyak melamun. Min-ah terlalu banyak pikiran, sebenarnya Min-ah saja yang menyulitkan diri sendiri untuk membebani pikirannya.

"Apa yang mengganggu mu Min-ah, kulihat sedari tadi kau seperti tidak punya semangat untuk hidup", tanya Hyeril lembut.

"Ah pasti ini ada hubungannya lagi dengan sahabatmu itu ya? bertengkar lagi? sekarang apa lagi penyebabnya? masih tentang nenek sihir satu itu? kan sudah ku bilang bahwa mmpphhh", 

Buru buru Min-ah menyumpal mulut dahyeon dengan sepotong telur gulung. Min-ah tidak mau menambah beban pikirannya hanya karena mendengar ocehan panjang Dahyeon.

"Bawel sekali kau Dahyeon", Min-ah mendelik ke arah Dahyeon dan hanya dibalas juluran lidah dari Dahyeon. 

Hyemi merasakan sepertinya sebentar lagi akan ada adu cekcok antara kedua manusia tersebut, dengan cepat diapun mencairkan suasana.

"Sudah sudah kalian ini seperti anak kecil saja", 

Hyemi menggelengkan kepala. dia bingung mengapa kedua sahabatnya ini sangat kekanak kanakan, padahal umur mereka sudah menginjak kepala dua.

Akhirnya Min-ah mengalah dan menghelakan nafasnya, "Tidak bertengkar. hanya ingin menjaga jarak saja", ada pancaran kekecewaan dimata Min-ah yang dapat ditangkap oleh ketiga sahabatnya itu.

Ketiga sahabat itu tau, mereka tidak perlu lebih jauh untuk ikut campur masalah kedua sahabat ini. Apalagi Min-ah terlihat enggan membahas sahabatnya itu.

Beberapa saat hanya hening yang  menyelimuti mereka berempat, Min-ah juga hanya mengaduk ngaduk makan siangnya dengan malas. Sampai tiba-tiba sebuah kalimat terucap dari bibir Min-ah dan membuat ketiga pasang mata yang ada di meja tersebut menatapnya dengan sedih,

 "Kurasa aku bukan salah satu prioritas lagi di hidup Seokjin".


***


Koridor fakultas arsitektur itu terlihat sepi saat ini, hanya terlihat beberapa mahasiswa yang berlalu lalang. 

Tentu saja terlihat sepi, sekarang sudah pukul satu siang lewat lima belas menit pasti kelas siang sudah dimulai sedari tadi.

Min-ah memang lebih memilih untuk absen pada kelas siang hari ini, dikarenakan Moodnya yang sangat buruk. Min-ah meminta Dahyeon untuk menitipkan absen dimata kuliah siang ini.

Seperti mahasiswa kebanyakan yang selalu menitipkan absen ke temannya agar jumlah kehadiran mahasiswa tersebut tidak menganggu mereka dalam proses kelulusan mata kuliah tersebut. Dahyeon juga mengerti bahwa keadaan Min-ah sangat tidak mendukung saat ini.

Entahlah dipikiran Min-ah saat ini hanya Seokjin. 

Sebenarnya setelah pembicaraan sensitif kemarin, Seokjin mengantar Min-ah dengan aman sampai rumah. dan mereka sama baik saja. Seokjin bahkan sempat meninggalkan kecupan singkat pada kening Min-ah sebelum Min-ah turun dari mobil pria tersebut. 

'BROKEN' (Kim Seokjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang