5

30 4 1
                                        


Suasana saat ini sangat canggung. bagaimana tidak, sejak 15 menit duduk disalah satu meja disudut  restaurant makanan jepang ini, belom ada satupun dari keempatnya yang memulai pembicaraan. sedari tadi Jisoo terlihat sengaja menghela nafas dan menatap sinis ke arah Min-ah.

Aih ingin ku colok juga matanya, sumpah Min-ah dalam hati.

Sedangkan Seokjin tampak bingung menghadapi Jisoo. setelah Min-ah perhatikan makin kesini seokjin terlihat semakin bodoh jika berhadapan dengan Jisoo, bukan maksud Min-ah mengatai sahabatnya itu tetapi Min-ah melihat seokjin terlalu meninggikan Jisoo di atas segalanya.

Bukan karena Min-ah cemburu. ya sedikit. tetapi orang lain bisa memandang rendah Seokjin.

"Apakah disini perpustakan, mengapa sunyi sekali?", Namjoon berbicara sambil menunjukan senyum manisnya. Min-ah lihat sedari tadi Namjoon sangat tenang dan santai di antara mereka berempat, berbeda dengan ketiga orang lainnya yang berada di meja ini.

"haha mungkin sedikit canggung karena ini pertama kalinya kita berempat makan bersama", seokjin mulai rileks dan memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

"kalian pesan lah terlebih dahulu, aku ingin ke toilet sebentar", Seokjin berlalu ketoilet dan menyisakan ketiganya. Jisoo kembali menatap sinis nan remeh Min-ah sambil membuka menu untuk memesan.

Min-ah tidak peduli, toh dia merasa tidak punya masalah dengan Jisoo.

Setelah memesan makanan, Jisoo beralih ke namjoon. wanita terebut menopang dagunya dan menatap Namjoon serta Min-ah.

"Jadi sejak kapan kau dekat dengan dia Namjoon-ah", tanya Jisoo sembari mendelik ke Min-ah.

Serius. Min-ah merasa sangat jengkel dengan tatapan Jisoo. kalau saja dia bukan kekasih tersayangnya seokjin, sudah habis Jisoo di tangannya. jangan remehkan Min-ah.

"Aku punya nama Jisoo-shi, dan kau tau jelas siapa namaku", balas Min-ah menahan kekesalannya.

Jisoo menaikan alisnya dan netranya menyorot Min-ah meremehkan.

"Kurasa kita tidak sedekat itu Jisoo-shii sampai kau memanggil namaku dengan informal seperti itu", Namjoon terlihat malas berurusan dengan Jisoo. 

Sejak awal Namjoon memang tidak menyukai Jisoo beserta teman temannya. Kalau bisa Namjoon ingin membawa Min-ah pergi dari sini dan memilih menghabiskan waktu berdua dengan Min-ah, toh sedari awal memang itu tujuan Namjoon. 

Jisoo mendecak, "Namjoon-shii, kenapa kau tidak pernah bersikap baik kepadaku? aku ini kekasih sahabat mu, bisakah kau bersikap lebih baik sedikit kepadaku",

Apa apaan itu? Dia baru saja merengek kepada Namjoon? batin Min-ah

"Tidak bisa", Min-ah baru tahu jika Namjoon bisa sedingin inikepada orang. Soalnya yang Min-ah tau memang Namjoon agak pendiam tetapi semua mahasiswa kampusnya selalu berkata kalo Namjoon itu murah senyum dan sopan.

Tak berselang lama Seokjin kembali ketempat duduknya, Seokjin merasakan suasanan yang kembali tegang seperti awal mereka duduk di restauran ini.

"Kenapa sangat tegang?", seokjin bertanya dengan tawa ragu.

"Tidak apa hanya malas berbicara", jawab Jisoo dengan wajah murungnya. Seokjin hanya bisa menggaruk kepala.

selama menunggu pesanan Min-ah dan Namjoon seperti memiliki dunia sendiri, bukannya MIn-ah atau Namjoon tidak mau mengajak kedua orang yang ada didepannya untuk berbincang, hanya saja Min-ah melihat sikap Jin sedikit berbeda bila ada Jisoo. Jin yang Min-ah tau selalu jahil, dan tidak pernah bisa diam, pasti ada saja yang dibicarakan. tetapi entah kenapa setiap Min-ah atau Namjoon mulai melibatkan mereka berdua kedalam obrolan, muka Jisoo menunjukan ketidak nyamanan dan itu berdampak ke Seokjin yang hanya bisa diam.

'BROKEN' (Kim Seokjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang