7

21 2 0
                                        

Flashback seokjin side

Resah sekali rasanya, seperti ada sesuatu beban dikedua pundak seokjin. Selama ia hidup, baru kali ini dia merasakan hal yang membuat batinnya lelah seperti ini. Semua orang tau Seokjin adalah manusia paling santai tanpa beban, apalagi dihidupnya selalu dikelilingi oleh sahabat dan para penggemarnya. 

Entah bagaimana sejak kejadian kemarin sahabatnya itu sulit sekali dihubungi, bahkan pesan ucapan selamat malam darinya belum mendapat balasan sampai pagi ini. Tidak biasanya Min-ah mengabaikan pesan seokjin. Bahkan tadi pagi saat Seokjin ingin mengajak Min-ah berangkat bersama, tetapi ibu dari gadis tersebut berkata sahabatnya tersebut sudah pergi ke kampus sejak matahari belum menunjukan sinarnya. Bukan Min-ah sekali.

Seokjin dilanda cemas, 'Apa ada yang salah? apa ada ucapanku yang menyinggungnya tadi malam', ia terus bergulat dengan batinnya sampai klakson mobil mengejutkan lamunannya menandakan bahwa lampu lalu lintas sudah berubah warna.

Pikirannya hanya tertuju ke Min-ah, selama mereka bersahabat baru kali ini Min-ah mengabaikan seokjin. Biasanya jika gadis itu marah dia lebih memilih memukul, atau berteriak meluapkan kekesalannya. Bahkan seokjin tidak memikirkan akan hubungannya dengan Jisoo yang sudah kandas semalam.

ya, Jisoo memutuskannya.

Seokjin kecewa, jelas. tetapi ada hal lain yang mengganggunya.

Mengapa ia merasa seolah-olah sebagian beban yang ada dibahunya sudah terangkat, Jisoo memutuskannya dengan alasan jika seokjin punya hubungan lebih dengan Min-ah dan selalu memprioritaskan Min-ah. Seokjin sudah lelah menjelaskan kepada Jisoo jika dirinya dan Min-ah hanya bersahabat dan tidak lebih, bahkan akhir-akhir ini seokjin terus mengecewakan Min-ah hanya untuk memprioritaskan Jisoo.

Ada sedikit rasa kesal saat Jisoo menjelek-jelekan Min-ah, hal itulah yang membuat seokjin tidak berfikir dua kali untuk menyetujui keputusan Jisoo saat mengakhiri hubungan mereka berdua.

lapangan parkir kampus masih terlihat lenggang, hanya terlihat beberapa mobil terpakir. memang jam masih menunjukan pukul tujuh pagi, dan tidak biasanya Seokjin berangkat pagi buta seperti ini. Tujuannya hanya satu, ingin bertemu dengan sahabatnya itu.

Saat memasuki ruang himpunan hanya sekedar ingin meletakan tas dan pergi mencari Min-ah, seokjin dikejutkan dengan kehadiran Taehyung yang sedang menyesap sebatang rokok di jendela ruangan yang menghadap ke lapangan utama kampus.

"Sudah berapa kali ku bilang Taehyung, dilarang merokok di ruangan ini", Taehyung hanya melirik sekilas dan memalingkan pandangan lagi ke lapangan utama.

Seokjin tau, Taehyung bukan penggila rokok, dia hanya menyesap barang tersebut jika dilanda banyak pikiran.

"Aturan ada untuk dilanggar", ucapnya datar.

Seokjin melangkah dan berdiri disamping Taehyung, 'Apa aku harus coba merokok saja'

"Apa yang kau lihat", Seokjin mengalihkan pandangan ke arah pandang Taehyung.

"lapangan", ucapnya kecil. Pagi ini lapangan terlihat kosong tidak ada satu mahasiswapun yang berlalu lalang. tentu saja sepi, ini masih sangat pagi. hanya ada tukang bersih bersih yang bertugas menyapu dan membersihkan lapangan setiap paginya. 

"Terkadang aku berharap hidupku seperti lapangan itu Seokjin. Terlihat tentram, sunyi, tenang. Tapi sepertinya takdir sangat membenciku sehingga memberikan hidup yang memuakan seperti ini"

Taehyung tertawa miris. Seokjin tau, hidup Taehyung tidak seperti citra yang dia tunjukan didepan orang banyak. Terlalu tersenyum, dan penuh dengan sifat 4D nya, dibalik itu semua banya luka yang Taehyung pendam untuk dirinya sendiri bahkan dia tidak pernah menceritakan masalahnya ke keenam sahabat lainnya. 'Tidak ada yang menarik dariku, selain aku anak menyedihkan'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'BROKEN' (Kim Seokjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang