8

245 54 6
                                    

Chenle mengakhiri petikan gitarnya yang disambut dengan tepuk tangan ramai dari para penontonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle mengakhiri petikan gitarnya yang disambut dengan tepuk tangan ramai dari para penontonnya. Jisung yang berdiri diantara kerumunan tersebut pun turut mengacunginya dengan dua jempol untuk memuji penampilannya. Malam itu menjadi malam yang paling berkesan bagi Chenle karena ia akhirnya dapat menyalurkan hobinya untuk bermusik dan memperdengarkannya kepada banyak orang seperti impiannya selama ini.

"Terima kasih banyak, Renjun-ge, Haechan-hyung, Nana-hyung dan Jeno-hyung. Sungguh, aku tak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikan kalian untuk menyemangati dan mengiringi nyanyianku malam ini.. Jika tak ada kalian aku tak yakin bisa bernyanyi sebaik tadi.. Atau mungkin aku akan gugup dan menjatuhkan microphoneku ditengah lagu", ucap Chenle panjang lebar mengungkapkan rasa terimakasihnya pada pengiring lagunya. Keempatnya hanya tersenyum mendengarnya sambil saling berpandangan.

"Jika kamu ingin mengucapkan terimakasih maka Jisung-lah yang paling pantas mendapatkannya, Lele-yah. Dia adalah orang yang mempelopori ide ini dan memaksa kami berempat untuk menjadi pengiring lagumu", ujar Renjun sambil terkekeh pelan yang diikuti oleh gelak tawa ketiga temannya. Keempatnya kemudian sibuk menceritakan bagaimana Jisung berusaha mengambil hati senior-seniornya ini agar mau bermusik bersama Chenle. Lambat-laun ucapan para remaja yang lebih tua itu tersamarkan oleh bisingnya suara keramaian yang masih memuji penampilan Chenle sambil berlalu-lalang mengisi kotak gitarnya dengan uang tip.

Perlahan Chenle membalikkan badannya dan beradu pandang lagi dengan Jisung. Beberapa bulan yang lalu Chenle bahkan tidak tahu siapa namanya dan menjulukinya 'siswa jangkung' saja. Namun, pada hari ini sosok itu telah melakukan banyak hal hanya agar dapat menyenangkan hatinya.

Jisung masih berdiri ditempatnya semula sambil menggumamkan 'Good Job!' pada Chenle dan tersenyum lebar. Jantung Chenle berdegup kencang. Saat ini ia tak butuh apresiasi orang-orang, ia tak ingin ketenaran yang didambakannya selama ini, ia juga tak butuh uang tip yang diberikan oleh para penontonnya.

Yang ia inginkan saat ini hanyalah menghabiskan waktu bersama Jisung seorang, sesederhana itu saja.

Setelah Chenle selesai mengumpulkan uang dari hasil menyanyinya pada kotak gitarnya, Jisung menghampirinya dengan membawakannya helm yang biasa ia pakai kembali. Dengan hati-hati dipasangkannya helm tersebut pada kepala Chenle sebelum ia mengunci tali pengamannya dengan erat.

"Hyungdeul aku mau pergi berdua saja dengan Lele yaa!", seru Jisung meminta ijin untuk pergi duluan pada senior-seniornya yang baru saja selesai membereskan alat musik portabel mereka.

"Kembalikan Lele-ku dengan selamat tanpa lecet sedikitpun atau kamu tidak akan kuijinkan pergi bersama Lele lagi selanjutnya, ya!", ucap Renjun dengan nada sok galak pada Jisung yang hanya ditanggapinya dengan kekehan beratnya.

"Oke Renjun-hyung! Adikmu aman padaku!"

Chenle kemudian menaiki vespa milik Jisung. Keduanya melambaikan tangan mereka pada keempat remaja yang lebih tua sembari melaju kearah sisi kota yang lain.

Taiyou no UtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang