Chenle menatap langit-langit kamarnya nanar. Air matanya sudah cukup banyak terkuras akibat menangis pagi ini. Ayahnya sudah membawanya ke Rumah Sakit untuk mengecek kondisinya, namun Chenle merasa masih trauma dan khawatir akan keadaannya sendiri."Paparan sinar ultraviolet yang mengenaimu masih cukup sedikit. Saya rasa untuk saat ini kamu akan baik-baik saja Chenle-yah. Namun bagaimanapun juga kamu tetap harus berhati-hati. Jika kamu merasakan ada keluhan yang tampak pada tubuhmu setelah ini hubungi saya lagi ya?"
Ucapan dr. Taeyong berputar-putar berulang kali dalam ingatan Chenle. Ia merasa sangat bodoh sudah membiarkan dirinya lengah dan menyebabkan kondisinya memburuk akibat kelalaiannya sendiri.
23 panggilan tak terjawab dan 7 pesan baru tak ia hiraukan dari ponsel pintarnya. Tanpa mengeceknya Chenle cukup tahu bahwa itu berasal dari orang yang seharusnya menjadi kekasih barunya, Jisung. Chenle dapat membayangkan betapa kebingungannya pemuda itu saat ini setelah ia berlari meninggalkannya untuk masuk kedalam rumah pagi ini tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Chenle tak mungkin menyalahkan Jisung. Justru saat ini ia merasa takut untuk bertemu dengan Jisung karena ia merasa belum siap untuk menceritakan segalanya. Ia baru saja merasakan kebahagiaan yang didambakannya namun dalam sekejap harapannya untuk memulai babak baru bersama orang yang dicintainya sesaat lenyap seketika.
Lelah meratapi nasibnya, Chenle berniat untuk sedikit menghibur hatinya dengan bermain gitar. Diraihnya gitar kesayangannya, dan dengan perlahan ia memposisikan jemarinya untuk menekan senar gitar sesuai dengan kunci yang sudah dihapalnya.
A E D
Jemari Chenle seolah tertahan saat akan memetik gitarnya pada kunci D. Chenle yang bingung kemudian berusaha mengulangi permainannya dari awal dan terhenti di tahap yang sama.
Pada saat itulah ia baru menyadari bahwa jemarinya bergetar hebat ketika berusaha untuk memetik gitarnya. Dengan frustasi ia berusaha menggoyangkan tangannya untuk memetik senar itu berulangkali hingga jari-jarinya tergores oleh kawat senar. Akan tetapi hasilnya nihil, ia tetap tak bisa memetik gitarnya dengan baik dan alat musik itu hanya mengeluarkan bunyi sumbang.
Tanpa terasa air matanya meleleh lagi dan menuruni kedua belah pipi putih pucatnya.
Chenle merasa Tuhan begitu jahat memberinya cobaan. Dengan gusar ia membanting gitarnya kemudian membenamkan wajahnya pada bantal di kasurnya agar ayahnya tak mendengarnya menangis tersedu-sedu.
Aku sudah kehilangan kesempatanku untuk menjalin hubungan dengan Jisung, lalu sekarang aku juga kehilangan kemampuanku bermusik. Lantas apa yang dapat kujadikan sebagai tumpuan agar tetap dapat bertahan hidup?
KAMU SEDANG MEMBACA
Taiyou no Uta
FanfictionZhong Chenle adalah seorang remaja yang memiliki penyakit langka : Xeroderma pigmentosum, yang menyebabkannya tidak dapat terkena paparan sinar matahari. Dari jendela kamarnya setiap hari ia mengamati lelaki yang diam-diam ditaksirnya selama ini, Pa...