Chenle memandangi layar ponselnya dengan senyum lebar sembari melangkahkan kakinya untuk berjalan-jalan pada malam hari. Renjun mengiriminya beberapa foto dan video Jisung yang diam-diam diambilnya saat mengerjakan tugas kelompok hari ini. Dalam gambar-gambar tersebut, Chenle dapat melihat bagaimana karakter Jisung tampak sangat sesuai dengan apa yang telah dideskripsikan oleh Renjun.Ceria sekaligus menyilaukan, juga ramah dan hangat.
Seperti matahari.
Tentu saja Chenle tidak tahu bagaimana rasanya terpapar sinar matahari sebelumnya, namun ia dapat membayangkannya berdasarkan apa yang ia baca melalui artikel di internet. Dan deskripsi yang dibacanya seolah menggambarkan lelaki yang tengah membuat jantungnya berdegup hanya dengan melihat fotonya saat ini.
Chenle bertanya-tanya, mungkinkah sinar matahari memang terasa sehangat dan se-menyilaukan senyum seorang Park Jisung?
Perjalanan Chenle menuju rumahnya tinggal sedikit lagi, tetapi kakinya terlalu lelah sementara kerongkongannya terasa kering. Akhirnya ia memutuskan untuk menepi dan beristirahat di halte bus diseberang rumahnya.Setelah membeli sekaleng minuman dingin dari vending machine, Chenle mengistirahatkan tubuhnya pada bangku panjang di halte tersebut. Sesekali ia mengecek jam untuk memastikan bahwa ia masih punya banyak waktu sebelum matahari terbit.
Saat ia sedang melamun, tiba-tiba seberkas cahaya datang dari ujung jalan dan mendekat kearahnya. Sebuah vespa dengan papan selancar yang dipasang di salah satu sisinya diparkirkan tepat didepannya. Kedua mata Chenle membulat tak percaya. Sosok lelaki yang dikaguminya muncul dihadapannya dengan begitu tiba-tiba.
Jantung Chenle kembali berdegup dengan kencang saat kedua matanya beradu pandang dengan Park Jisung.
"Selamat malam..", ucap Jisung dengan ragu-ragu pada Chenle.
"Ah, selamat malam..", balas Chenle kikuk.
"Kalau tidak salah kamu yang waktu itu bukan sih..?", tanya Jisung ragu setelah mengamati wajah lelaki dihadapannya lamat-lamat. Chenle ingin sekali mengubur dirinya karena malu, tetapi ia sudah terlanjur berada dihadapan orang yang disukainya.
Sudah kepalang basah, lebih baik sekalian nyebur saja lah.
"Um, benar.. Maaf sudah membingungkanmu kemarin..", aku Chenle sambil menundukkan wajahnya.
"Aah, tidak apa-apa.. Aku hanya kaget saja kok", balas Jisung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Keduanya kembali larut dalam kecanggungan hingga akhirnya Jisung kembali membuka percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taiyou no Uta
FanfictionZhong Chenle adalah seorang remaja yang memiliki penyakit langka : Xeroderma pigmentosum, yang menyebabkannya tidak dapat terkena paparan sinar matahari. Dari jendela kamarnya setiap hari ia mengamati lelaki yang diam-diam ditaksirnya selama ini, Pa...