6. Sebenarnya

185 38 7
                                    

Sudah 30 menit Minjeong duduk di cafe ini. Bahkan gelasnya 'pun sudah mengering, tetapi Asahi belum juga sampai.

"Ck, tau gitu gue langsung balik."

Entah apa yang sedang Asahi lakukan sekarang hingga ia tak kunjung datang, tapi Minjeong sudah benar-benar bosan. Entah Asahi yang lupa jika ia tidak suka menunggu atau Asahi memang sengaja membuatnya kesal. Minjeong sudah jengah.

"Bodo amat anjir gue mau pulang." Setelah merapikan barang bawaannya Minjeong dengan segera menghampiri pintu untuk keluar dan pulang.

Namun lagi-lagi Asahi selalu mengagetkannya dengan tiba-tiba masuk dengan tergesa. Sebenarnya Minjeong sendiri heran, ada masalah apa dirinya dengan sebuah pintu hingga selalu bertemu dengan Asahi saat akan melewatinya.

Minjeong memutar bola matanya malas, "telat 30 menit."

Asahi yang masih mengatur nafasnya itu langsung menegarkan dirinya, "sorry, Minjeong. Maafin aku. Tadi ada sesuatu mendesak jadi ngga bisa kutinggal."

"Udah sana mending lo duduk dulu terus minum. Gue mau pulang. Bye!!"

Gelagapan sendiri melihat Minjeong meninggalkannya, Asahi semakin panik. Secepat mungkin ia menyusul Minjeong yang terlihat semakin jauh.

Entah disengaja atau tidak, saat ini Asahi sedang menggenggam tangan Minjeong dengan maksud mencekalnya.

Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Minjeong sadar akan situasi ini, "Ck! Lepas!!" Bukan karena apa, tapi Minjeong mendadak gugup jika ada seseorang yang memegang tangannya.

Mendapati Minjeong yang terlihat kikuk itu akhirnya Asahi melepas tangannya.

"A-aku antar pulang ya?"

"Gausah."

"Please?"

Bukannya menjawab, Minjeong malah pergi. Seolah paham, Asahi langsung saja mengekor dibelakang sembari mengulas senyum tipis.

Minjeong menoleh saat sadar jika kini Asahi sedang tersenyum tipis. Entah kenapa ia jadi rindu sendiri dengan teman lamanya itu. Jika dulu Asahi pendiam dan pasrah saja dengan semua kelakuan Minjeong, kini laki-laki itu lebih berekspresi dan cerewet. Bahkan melihat Asahi tersenyum seperti sekarang ini rasanya seperti bukan Asahi yang asli.

"Kenapa?" Minjeong yang tersadar Asahi balik menatapnya langsung mengerjap.

"Kenapa ngeliatin aku? Jelek ya?"

Minjeong mendengus, "iya! Lo jelek banget!" Setelahnya Minjeong langsung mengalihkan pandangannya asal tak menatap Asahi.

Asahi terkekeh seketika, "iya.. kan yang cantik cuma kamu."

Bulu kuduk minjeong berdiri, membuatnya semakin merapatkan diri di jendela bus.

Astagaa.. fix dia bukan Asahi.

-ᴏʀᴀɴɢᴇ-


"Besok ada kelas?" Minjeong yang sedang mengunyah itu lantas menggeleng.

"Jalan sama aku yuk?" Entah bagaimana, tetapi tiba-tiba Minjeong tersedak batagornya. Dengan cepat Asahi menyodorkan air mineral ditangannya.

"Pelan-pelan Minjeong."

"Uhuk.. uhuk.. lo sih-.. uhuk.." Dengan sabar Asahi mengelus pelan punggung Minjeong.

Setelah reda akhirnya Minjeong bisa menunjukkan wajah garangnya, "kalo ngomong jangan tiba-tiba dong! Gue kan gabisa nafas.."

"Eh?"

Minjeong gelagapan, "m-maksud gue.. gue 'kan kaget."

Merasa bersalah, Asahipun memberikan permen yang selalu ada disakunya. Melihat permen rasa pisang itu, Minjeong langsung mengambilnya.

Orange [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang