7. Jadi Gimana?

188 33 3
                                    

Udah tiga hari semenjak kejadian si pasar malam. Dan Minjeong masih belum bertemu dengan Asahi. Tidak. Bukan. Lebih tepatnya Minjeong menghindar dari Asahi.

Bukan karena apa. Minjeong masih belum menerima kenyataan jika lelaki yang baru saja kembali itu ternyata bukan orang yang ia tunggu.

Melihat kakak perempuannya yang sedari tadi duduk termenung di kursi belajar kamarnya itu membuat Wonyoung heran. Risih juga melihat tetehnya tidak bergerak sejak ia masuk ke kamar kos-nya.

Iya. Wonyoung sedang main ke kosan tetehnya. Juga karena sang mama menitipkan oleh-oleh dari Surabaya untuk diberikan pada Minjeong.

Minjeong terkejut setelah merasakan tepukan di pundaknya, lalu menoleh garang pada pelaku yang mengganggu aktivitas merenungnya.

"Ck, kirain siapa."

Wonyoung memutar bola matanya malas, lalu duduk di tepi ranjang milik Minjeong. "Teteh kenapa? Tumben banget bengong ngga jelas."

Tidak ada jawaban. Hanya helaan nafas yang Wonyoung dengar. "Berantem sama Asahi?"

Minjeong melotot galak, "hush! Abang, Wony." Sedangkan Wonyoung hanya mencibir.

Merasa bosan dengan kesunyian ruangan Minjeong memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Dengan menurut, Wonyoung mengikuti Minjeong yang berjalan kearah dapur.

"Wony mau cereal?" Wonyoung hanya menggumam. Ia sedang fokus mencari sesuatu di kulkas untuk dimangsanya.

Sedang asyik-asiknya menuang susu kedalam mangkuk, Minjeong melotot melihat Wonyoung memungut minuman berwarna coklat dari lemari pendinginnya.

Milkshake yang dibelikan Asahi sewaktu di pasar malam. Ternyata belum ia buang, dan sekarang bibir Wonyoung hampir mencapai ujung sedotan. Dengan cepat ia merebut minuman yang mungkin sudah basi itu dan segera melemparnya ke wastafel yang untungnya meluncur dengan tepat.

Wonyoung melotot, terkejut dengan aksi kakaknya yang tiba-tiba.

"Jangan diminum Wony. Minuman tadi udah dari tiga hari yang lalu."

Wonyoung mendesis, "kenapa ga dibuang sih?!"

"Teteh lupa." Dengan cuek Minjeong mulai duduk dan memakan cereal-nya.

Melupakan milkshake yang dibuang Minjeong tadi, Wonyoung ikut duduk di sebelah Minjeong lalu menyantap cereal yang dibuat kakaknya.

Sedang fokus-fokusnya menyantap cereal tiba-tiba ada notifikasi dari ponsel Minjeong. Dengan cepat ia membuka dan membaca isi pesan dari kontak yang tidak bernama itu.

+628543×××××××
|Minjeong kemana?

Itu Asahi. Ia memang sengaja tidak menyimpan nomor pria tersebut dan membiarkannya terbaca tanpa membalas.

Setelah menutup kembali layar ponselnya Minjeong mendongak. Menatap Wonyoung yang sedari tadi menatapnya sembari melahap cereal. Gemas pikirnya.

Setelah terkekeh sedikit, ia kembali fokus pada makanannya.

"Twadi siaffah?" tanya Wonyoung dengan mulut penuh cereal.

"Telan dulu Wony."

Wonyoung menelannya dengan cepat, "tadi siapa?"

Minjeong menggeleng, "bukan siapa-siapa."

Wonyoung jengah sendiri. Hingga akhirnya terdengar bunyi bel dari pintu utama kosan.

"Teteh ada tamu?"

"Enggak tuh." Setelah menyiman mangkuk bekas makannya dengan segera Minjeong berjalan menuju pintu untuk mengecek siapa yang datang di siang bolong ini.

Orange [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang