_When my heart is broken, my boats are burned: nothing matters anymore. It is the end of happiness, but the beginning of peace_
~The Sage~
Guyuran hujan nan kelam membasahi tanah gembur yang terletak di pinggiran Hutan Barat, kedua saudara itu masih menangis dalam diam menatapi sebuah kubur yang masih baru, di dalamnya terbaring damai sosok yang menjadi panutan mereka, Gong Yoo yang baik hati kini telah tiada.
Taehyung yang paling sedih di sini, dengan tangannya sendiri ia menggali tanah untuk menguburkan Gong Yoo, tak pernah terlintas sedikitpun di benaknya bahwa pada akhirnya ia akan melihat kematian semenyakitkan ini.
Dalam keadaan basah kuyup Taehyung merangkul erat bahu Lalice, seolah menguatkan padahal hatinya porak poranda. Jubah putih yang terbuat dari bahan beludru milik Lalice nampak kotor karena menyapu tanah yang basah, jubah bulu milik Taehyung pun tak lebih baik. Pakaian yang menunjukan status mereka dengan penuh kewibawaan itu melayu, tak ada lagi sosok Taehyung yang tegar di sini, mereka berdua menangis, menangisi kepergian sosok ayah sekaligus ibu yang telah membesarkan mereka dan memberi mereka perlindungan sejak dulu.
Keduanya mengenang saat-saat dulu, bagaimana Gong Yoo membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang, menyuapi dengan sabar, merawat mereka tanpa lelah. Taehyung teringat saat usianya menginjak 5 tahun kala itu, ia tidak sengaja menjatuhkan spell yang Gong Yoo buat dengan efek bisa meledakan apapun, alhasil pondok mereka hancur dengan Taehyung juga Lalice yang sama-sama hitam karena asap dari ledakan.
Tentu saja Gong Yoo yang saat itu baru saja kembali dari hutan mencari makanan, terkejut setengah mati mendapati pondoknya rata dengan tanah. Taehyung dan Lalice mengira jika mereka akan dimarahi, tapi tidak, justru sang Alchemist mengambur berlari ke arah mereka, memeriksa seluruh tubuh mereka dan bertanya apa ada bagian tubuh mereka yang terluka. Taehyung terkekeh pedih, dia ingat Gong Yoo tampak bodoh saat itu, mereka mahkluk abadi yang takan terluka karena ledakan.
Mereka sangat merindukan Pak tua itu sekarang, Taehyung menyesal karena tidak sempat mengatakan apapun dan malah pergi dengan amarahnya saat meninggalkan pondok kemarin. Langit menangis di atas sana, hamparan biru yang kini kelabu itu seperti mengerti perasaan kedua penyihir Agung itu.
Untuk yang terakhir kalinya, Taehyung mengelus sebuah batu tak bernama yang dijadikan nisan demi mengenang sang Alchemist yang berjasa, dengan menggunakan sihirnya Lalice membuat kuburan itu dipenuhi bunga abadi sebagai tanda kasih dan penghormatan untuk Gong Yoo.
Mereka terdiam, membiarkan guyuran hujan itu membasahi wajah rupawan mereka yang kehilangan ronanya.
Sesaat kemudian, Taehyung meletakan sebelah telapak tangannya di atas surai basah sang adik, ia membuat sumpah yang disaksikan Lalice juga ketiga manusia yang menatap mereka agak jauh. "Demi Ayah dan Ibu, demi kubur Gong Yoo, demi seluruh rakyat Ederland, demi nyawamu dan demi diriku sendiri..." ucap Taehyung pelan namun tegas, mata birunya memancar penuh keyakinan. "Aku Kim Taehyung, keturunan sang Putra Naga, Raja Ederland yang berikutnya. Aku bersumpah akan membalas semua yang telah kaum manusia dan Warlock itu lakukan pada orang-orang yang ku kasihi. Aku akan melindungimu, meski nyawaku yang menjadi taruhannya."
"Tae-"
"Tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari amukan wujud Nagaku, aku akan menghancurkan mereka dan mengembalikan kejayaan Ederland di bawah kepemimpinan kita berdua!" Napas Taehyung berderu menahan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SAGE : a Fantasy World [LIZKOOK](Complete)✓
FanficKetika keserakahan manusia fana merenggut kedamaian dunia. Mampukan pewaris dari keturunan putra naga dan sang penyihir terkuat mengembalikan keseimbangan dunia? Lizkook in Your Area! Let you enjoy for the fantasy story'!!