04

1K 191 28
                                    

"Min, lo nyetirin Minho ya balik ke kantornya." Ujar Changbin ketika mereka sudah ada di parkiran. 

"H-hah?" Seungmin melotot kaget, sementara Minho rasanya ingin mengacungkan kedua jempolnya pada sahabatnya, nice banget emang. 

"Gue aja kalau ga yang nyetirin si Mingo." Lucas menawarkan diri, namun langsung ditolak Changbin. "Mobil lo gimana bego?" 

"Seungmin bawa mobil gue." 

"Halah ribet, udah biar si Seungmin yang nyetirin si Minho. Sama-sama balik ke kantor juga." Changbin menolak keras. 

"Atau ga Seungmin yang bawa mobil lo, bin. Lo yang nyetirin Minho." Celetuk Lucas yang sepertinya tidak mau Seungmin berdua dengan Minho.

"Gak bisa. Gue habis ini mau ke kantor cabang. Udahlah emangnya kenapa kalau si Seungmin nyetirin Minho balik. Cemburu lo?" Balas Changbin tak kehabisan akal untuk membantu sahabatnya. 

"Iya, gue cemburu." Ucap Lucas dengan wajah serius.

Seungmin menoleh kaget pada Lucas, sementara Changbin hanya memicingkan matanya. 

"Canda elah, dibawa srius banget." Kekeh Lucas lalu mengambil kunci mobil di sakunya, dan berjalan menuju mobil miliknya. "Gue duluan, ya." 

Setelah Lucas pergi, Changbin juga ikutan pamit, meninggalkan Seungmin dan Minho berdua. 

"Yuk balik." Ajak Minho lalu berjalan tertatih menuju pintu kemudi mobilnya. 

"Saya aja yang nyetir, mas." Ujar Seungmin saat Minho baru akan membuka pintu mobil. Minho tersenyum lebar. "Oke." Ia lalu menyerahkan kunci mobilnya pada Seungmin dan duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi. 

"Mas gak duduk di belakang aja?" Tanya Seungmin setelah memasang sabuk pengamannya.

Minho mengernyit bingung. "Kenapa saya duduk di belakang? Kamu kan bukan supir saya." 

"B-bukan gitu-"

"Bukannya kamu selalu duduk di samping saya pas saya antar? Kenapa harus berbeda ketika kamu yang mengemudi?" 

Seungmin menggigit bibirnya, ya itu kan karena lo bos gue, ga mungkin kan gue duduk di belakang. Ia lalu tertawa canggung, dan mulai menjalankan mobil. "Hahaha, iya mas." 

Minho melirik Seungmin melalui ekor matanya, ia dapat melihat Seungmin yang tampak gelisah. "Kamu gak nyaman ya dengan saya?" 

Seungmin meringis di dalam hati, gausah ditanya langsung juga anjir,  masa ga sadar sih dari dulu, Seungmin rasanya ingin berteriak langsung di telinga Minho.

"Enggak kok, mas. Saya pikir saya harus menjaga sikap, walau kita sudah saling mengenal sejak SMP, tapi bagaimanapun anda itu tetap atasan saya, saya tidak ingin melewati batas." 

Minho menatap lekat Seungmin, "Kalau saya yang minta kamu melewati batas, gimana?" 

Anjir, maksudnya apaan coba? panik Seungmin dalam hati, berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang kelewat tenang dan netral. Seungmin yang bingung mau ngerespon apa hanya diam, karena beneran otaknya nge-blank seketika. 

Melihat Seungmin yang tidak merespon, membuat nyali Minho menjadi ciut seketika. Ia langsung merutuki ucapannya yang malah membuat suasana di antara mereka menjadi semakin canggung. Hingga tidak ada yang mengeluarkan suara sampai mobil yang mereka tumpangi mulai memasuki area kantor.  

Seungmin memakirkan mobil Minho di tempat parkir khusus, dimana biasanya Minho memarkirkan mobilnya. Bukannya langsung turun, mereka malah diam-diaman, menunggu salah satu keluar dari mobil duluan. Lima menit berlalu dan mereka masih saling menunggu dengan pandangan ke depan, seolah yang keluar pertama dari mobil adalah pihak yang kalah. 

i n s e n s i t i v eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang