08

918 165 14
                                    

"Jisu udah cerita semuanya."

Bruk.

Seungmin terbelalak kaget saat tubuh Minho jatuh ke depan. Ia dengan panik memanggil petugas rumah sakit untuk membantunya mengangkat Minho agar bisa mendapat pertolongan. Dokter yang berjaga segera memeriksa keadaan Minho dan menutup kembali luka di kepala Minho yang terbuka. 

Seungmin hanya memperhatikan bagaimana dokter tersebut dengan telaten menangani luka Minho. Dia orang baik, inner Seungmin merasa bersalah karena selama ini sudah membenci Minho, ditambah dengan ia yang selalu berburuk sangka menuduh Minho merebut gebetannya. Dari penjelasan Jisu saja, sudah tampak jelas Minho tulus ingin berteman dengannya hingga mengorbankan dirinya sendiri. Dia juga tidak setengah-setengah menolong Jisu, bahkan juga mengkhawatirkan keadaannya, padahal dirinya sendiri dalam kondisi tidak baik. 

Oke, mulai sekarang ia akan menjadi teman yang baik untuk Minho, Putus Seungmin dengan semangat membara. 

.

i n s e n s i t i v e

.

Minho membuka salah satu matanya saat ia rasa Seungmin sudah tidak berada di ruangan. 

"Seungmin udah pulang?" Tanya Minho pada Changbin yang sedang duduk di kursi di sampingnya. 

Changbin mengerutkan alisnya saat Minho segera sadar tak lama setelah Seungmin ia paksa pulang tadi. "Lo baru bangun, apa pura-pura pingsan?" Tanya Chanbin heran. 

"Awalnya pura-pura terus ketiduran, yaudah gitu." Jawab Minho santai. 

"Oh, lu ngehindarin dia." Changbin mengangguk-ngangguk. Emang sedari tadi Seungmin memaksa untuk menemani Minho hingga orangnya sadarkan diri. Namun karena sudah sangat larut, Changbin memaksa Seungmin untuk pulang dengan berbagai alasan hingga akhirnya Seungmin menurut. "Buat masalah apalagi lo?" sambung Changbin.

"Bukan gue. Itu si Jisu nyeritain yang sebenarnya ke Seungmin." Bantah Minho. 

"Terus, Seungmin-nya marah ke lo?" Changbin mulai penasaran. 

"Gatau. Gue langsung pura-pura pingsan tadi." 

Changbin tersenyum. "Kayaknya otak lo perlu di operasi sekalian deh, biar begonya hilang." 

"Gue gak siap sama respon Seungmin. Gimana kalau dia ntar nganggep gue freak? Gimana kalau dia berpikir gue emang sengaja nikung semua gebetan dia, biar dia ga bisa sama orang lain?" Panik Minho. 

"Lah, kan emang iya?" Changbin menatap heran Minho, kan emang gitu alasannya. Changbin bahkan masih mengingat jelas prinsip yang diucapkan Minho. Kalau gabisa dimilikin, ga boleh ada yang milikin. 

"Terus kalau dia nganggep gue psikopat gimana? terus dia bakal benci gue seumur hidup gimana? Ga, gue gabisa!" 

"Alay lu!" Komen Changbin facepalm. "Ga segitunya juga kali, palingan si Seungmin cuman tanya alasan kenapa lo ngelakuin itu."

"Ya alasannya kan yang tadi itu, bin." 

"Aelah, palingan Seungmin mikirnya lo segitu ngebetnya pengen temenan ama dia. Percaya deh ama gue, tuh anak ga bakal mikir ke sana." Changbin dengan baik hati berusaha menenangkan Minho yang meledak-ledak. 

i n s e n s i t i v eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang