11

1.2K 197 18
                                    

Yoshi sudah mengira bahwa ayahnya akan melakukan hal diluar kendali ketika ia tidak mendapatkan hal yang ia mau.

Ayahnya sangat serakah, Yoshi tau itu.

Hari setelah Yedam melihat pencuri itu berjalan dengan sedikit menegangkan untuk Yoshi. Jadinya ia harus meningkatkan kewaspadaan. Ayahnya bisa datang kapan saja dan mengacaukan semuanya.

Pencuri kecil yang sempat menjadi pelanggannya beberapa hari itu adalah suruhan ayahnya, dengan terus dicurinya barang barang di minimarket tempat Yoshi bekerja, maka kebangkrutan akan terjadi.

Dengan terjadinya hal itu, secara otomatis Yoshi akan dipecat dan kehilangan pekerjaannya. Hal yang terjadi selanjutnya ialah kekalahan Yoshi.

Ini memang gila.

Melawan anaknya sendiri untuk sebuah pernikahan tanpa dasar cinta.

Yoshi membencinya.

Namun, apapun yang terjadi, Yoshi akan tetap berusaha bertahan bersama Yedam.

Sama seperti yang terjadi hari ini.

"Bagaimanapun juga, Yedam kami keluarkan dari rumah sakit ini."

Yoshi tidak tau bahwa kalimat itu adalah hal yang ia dengar ketika ia berhadapan dengan pengurus rumah sakit jiwa itu.

"K-kenapa?"

Pertanyaan tersebut lantas membuat pengurus rumah sakit jiwa tersebut menghela nafas, terdengar gusar.

"Seperti yang kau tau, ayahmu dan tuan Kim adalah donatur terbesar untuk rumah sakit ini." Katanya. "Ayahmu dan tuan Kim mengatakan akan berhenti menjadi donatur apabila Yedam ada dirumah sakit ini."

Lantas, pengurus rumah sakit jiwa itu kembali menghela nafas. "Jika ayahmu dan tuan Kim berhenti menjadi donatur kami akan kesusahan dan berimbas pada pasien, jadi secara terpaksa kami mengeluarkan Yedam,"

Yoshi sedikit terkejut dengan ucapan dari pengurus rumah sakit jiwa itu, biar bagaimanapun dengan dikeluarkannya Yedam maka kesembuhan pemuda Bang itu akan tertunda sampai ia mendapatkan rumah sakit jiwa baru.

Dan untuk mencari rumah sakit jiwa tidak semudah itu, banyak yang perlu ia urus.

Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerimanya.

Melawan ayahnya memang tidak semudah itu.



.
.
.



"Akhirnya Yedam keluar dari penjara ini." Yedam melangkah dengan begitu ceria setelah mengetahui ia keluar dari rumah sakit jiwa itu.

Senyumnya benar benar lebar, wajahnya seakan memancarkan cahaya yang tak pernah terpancarkan sebelumnya.

"Yedam, apa Yedam mau tinggal bersama Yoshi saja?" Tanya Yoshi, membuat langkah Yedam terhenti.

"Tentu saja, Yedam sangat senang jika bisa tinggal bersama Yoshi." Jawab Yedam, kilat khusus dari matanya terlihat begitu tulus.

Yoshi sudah mengambil keputusan untuk merawat Yedam sendiri dirumahnya, membiarkan Yedam pulih secara perlahan seiring berjalannya waktu.

"Yoshi tau, Yedam bahkan rasanya tidak ingin lagi menginjakkan kaki ditempat ini,"

Badan Yedam berbalik melihat rumah sakit jiwa itu untuk terakhir kalinya, ia berharap tidak lagi menginjakan kakinya ditempat ini nantinya, rasanya ketika ia melihat tempat ini ia seperti melihat gerbang neraka yang terbuka lebar dan memanggil namanya untuk memaksa masuk kedalam sana.

Tangan Yedam di genggam oleh Yoshi, ia juga diberikan senyuman hangat oleh yang lebih tua, lantas tangannya ditarik secara halus untuk keluar dari tempat tersebut.

"Yoshi, sekarang Yedam sudah keluar dari tempat ini, apa itu artinya pundak Yedam bisa menjadi tempat Yoshi bersandar, dan pelukan Yedam menjadi rumah Yoshi untuj pulang?"



.
.
.




Y

oshi tidak hebat dalam memasak, selama ini ia hanya membeli makan diluar, selain hemat tenaga, membeli makan diluar juga menghemat biaya, mengingat ia tidak perlu  membeli bumbu masakan dan alat alat dapur seperti pengorengan.

Sekarang, Yoshi harus menghilangkan kebiasaan buruk itu mulai sekarang, mengingat Yedam sudah tinggal bersamanya, ia ingin membuat citra baik dengan mencoba memasak telur mata sapi saja.

Dengan menggunakan kekuatan 'menerawang' Yoshi mulai memasak telur mata sapi itu.

Namun, beberapa menit setelahnya, ia malah bersandar dengan lemas di pilar dapur ketika melihat telur yang ia buat tidak sesuai dengan yang ia harapkan.

Telurnya bahkan belum jadi. Tapi bentuknya sudah aneh.

Telurnya hancur; terbelah menjadi beberapa bagian kecil kecil, efek dari Yoshi yang mengaduknya seperti mengaduk nasi goreng, benar benar bar bar. Beberapa cangkang telurnya nampak seperti ikut tercampur menjadi satu, seperti tidak terbelah dengan baik hingga hancur dan potongannya ikut tergoreng.

Namun yang paling parah adalah— MINYAK GORENGNYA YANG TERLALU BANYAK! seakan Yoshi akan menggunkan minyak itu untuk menggoreng ikan dan bukan telur.

Astaga hari ini Yoshi benar benar mengerutuki niatnya yang ingin terlihat bijaksana di depan Yedam.

"Yoshi kenapa bau gosong?"

Ini dia, orang yang menjadi alasan Yoshi sok sok masak tiba tiba datang kearah dapur setelah mencium bau gosong— astaga! Yoshi lupa mematikan kompornya!

Telurnya menjadi tergoreng diminyak yang seukuran menggoreng ikan itu hingga gosong!

Sadar dengan kebodohannya yang sudah tidak dapat dimaklumi lagi, Yoshi dengan langkah cepat mematikan kompornya dan langsung mengangkat telur yang sudah berwarna hitam.

"Yoshi memasak apa kenapa warna hitam?"

Yoshi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedikit meringis karena merasa malu.

"Yoshi mau masak?"

Yoshi mengangguk.

"Bukannya Yoshi tidak tau masak?"

Yoshi hanya nyengir mengerutuki kebodohan dan rasa malunya. "Aku hanya mencoba membuatkanmu makanan rumahan."


"Yedam kan bisa masak, ngapain Yoshi malah susah sudah nyoba masak."



Ya ampun! Sejak kapan Yoshi lupa Yedam hebat dalam urusan dapur!?















to be continued—


Maaf lambat up, aku baru sembuh dari sakit.

Padahal niat up dari lama :(

-You And Me- Yoshinori X YedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang