Prolog

28 6 6
                                    

wanita dengan rambut dikuncir kuda dan seragam sekolah yang di tata rapi pun jalan tergesa gesa sambil berlari. sesekali ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 06.40 wib. 'masih ada 10menit lagi ayo raa' ucapnya pelan.

5 menit berlalu. ara baru sampai di sekolahnya. untung saja dia tidak telat. ara menarik nafas panjang dan segera menetralkannya. kemudian dia berjalan santai.

tinnn...tinnn...
"berisik tau ga?!" ucapnya dengan nada kesal.

mereka semua langsung berhenti. turun satu persatu dari motornya. "luh punya kuping ga? bukannya minggir" elaknya.

"mentang mentang jalan seluas ini, kalian datang bergerombolan? jalan seluas ini tuh bukan buat kalian yang punya motor doang, tapi berbagi buat yang jalan kaki, tau ga?!" jelas ara

"jangan kira luh cewek gua takut sama luh"

"jangan kira luh ngancem kaya gitu bikin gua takut? Gak sama sekali" ara sambil menekan nada bicaranya.

seorang lelaki baru saja turun dari motornya. setelah beberapa menit ia menonton adu mulut itu. ia menghampiri mereka semua dan berkata " gausah jadi pengecut, balik!"

"ga, tapi" ucap lelaki yang lain sambil menunjuk ara

"balik!"

mereka semua meninggalkan ara masih dengan perasaan jengkel.

"jangan mentang- mentang kalian cowok berandalan gua takut sama kalian? Gak sama sekali woi!" teriak ara.

lelaki yang menyuruh anak buahnya pergi pun menatap tajam ara, dalam waktu seperkian detik.

Ara memegang dadanya. ada yang aneh. mengapa dadanya berdegup kencang saat mata elang lelaki itu bertemu tepat dengan mata hazel miliknya. "jantung gue?" ucapnya dengan penuh kebingungan.

"hai" suara bariton menyapa nya

ara menoleh "hai" jawab ara tanpa sadar ia masih memegangi dadanya

"lo kenapa?" tanya nya.

"hah?" ucap ara bingung. lelaki itu pun langsung memberi simbol dengan melihat tangan ara di dada.

"ohh ini gapapa" jawabnya dengan malu

"ohh iya sorry yah, tadi tuh geng nya kakak gue, kak arga"

ara melongo mendengar kata itu. ia langsung menoleh menatap punggung arga yang menjauh
"arga" ucapnya pelan dengan memegang dadanya.

See u next part gaes👋

kalau kalian suka sama ceritanya, tinggalin jejak ya, biar aku semangat buat up nya😊

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang