4

17 5 0
                                    

"bener dugaan gue, dia itu mirip sama"

"as,___" jawab mereka kompak. tapi perkataan mereka terpotong oleh suara lelaki berewok nan kekar itu

" kalian berdua ngapain di sini?"

"ahh anu pa" ucap aris terbata bata mencari alasan

"kembali ke kelas!" perintahnya

"baik pa"

nita dan aris salim, kemudian mereka jalan ke arah kiri

" aris" panggil pa arno dan mereka berdua langsung menoleh "ngapain kamu jalan ke arah situ? bukannya kelas kamu di sana?" tanya pa arno sambil menunjuk ke arah sebaliknya dari mereka

" eeh iya pak, saya mau nganterin bebep saya dulu" ucap nya dengan senyum lebar

" ih aris apaan sih!" ucap nita kecil yang hanya terdengar oleh aris saja

" kembali ke kelas!"

"tapi pak, nita?"

"udah aris cepetan sono" ujar nita sambil mendorong aris, dan detik selanjutnya ia langsung berlari menuju kelasnya

aris tersenyum saat mau melewati pa arno

"pak, salim dulu pak" ucap nya sambil cengar cengir

" saya duluan ya pak, assalamualaikum"

setelah menjawab salam nya. aris langsung melangkah menuju kelasnya sambil sesekali ia menoleh dan tersenyum ke arah pa arno

***
ketika ara masih dalam lamunan nya. sebuah bola berwarna orange itu mendarat tepat di kepalanya.

"aw sakit tau gak!" teriaknya

" ups.. sory sory gue ga sengaja" ucap seorang lelaki berkulit sawo matang sambil mengambil bola.

" ga sengaja, ga sengaja. mata luh itu kemana sih? ga liat disini ada orang hah?"

seorang pria menghampiri ara yang sedang marah marah kepada rekannya itu.

"yaudah lah, lagian juga dia udah minta maaf"

" heh, maaf itu ga bisa menutupi kesalahannya"

" cuma masalah sepele kaya gini aja luh perpanjang ya?"

"ohh jelas, kepala gue memar gara gara kena bola itu"

"terus mau luh apa? dia sujud sujud di kaki lo gitu?"

" mau gue, luh tanding sama gue. kalau gue kalah gue maafin temen luh itu. kalau gue yang menang, luh lari 20kali di tengah lapangan. gimana?" tantang nya dengan menaikan sebelah alisnya

arga mengangguk, gak lama dari itu bel istirahat berbunyi. seluruh murid langsung berhamburan ke teras, ada juga yang langsung turun ke lapangan untuk menyaksikan pertandingan arga dan ara

banyak juga dari mereka yang menghujat ara, terutama anak perempuan.

" ish tuh cewek siapa sih? songong banget"
" sok jagoan banget tuh cewek sampe nantangin arga kaya gitu"
" seharusnya tuh cewek merasa beruntung bisa di ajak bicara sama arga, pasalnya arga kan cuek nya minta ampun"

Ara mengganti pakaian nya terlebih dahulu dengan seragam olah raga. baru ia memasuki lapangan dan bersiap untuk bertanding. Ara mendrible bola dan memasukan ke dalam ring dengan sangat mulus. kemudian di rebut oleh arga dan memasukan juga ke dalam ring dengan sangat amat mulus.

bella yang melihat pemandangan seperti ini ia hanya bisa ngedumel saja "ihh bete deh kenapa si anak songong itu bisa tanding sama arga, gue aja yang udah lama menantikan hal itu gak pernah kesampean" ucap nya sambil menendang ember yang berisi air pel-an itu

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang