2

14 5 0
                                    

ara kaget. tak percaya dengan apa yang dia liat. seseorang ini? kenapa bisa dia memperlakukan lira seperti ini? ada masalah apa ia dengan lira?

"agam?"

" kok luh bisa tau nama gue?"

"ehm.. gue di kasih tau lira. saat gue tanya tentang arga" alibinya. sebenarnya lira tidak memberitahu, tapi memang ara sudah kenal lama dengan mereka.

agam memicingkan matanya tak percaya

"lo, ada masalah apa sama lira, sampai berani nginiin dia?"

"ohhh, jadi luh temennya si cupu ini?" sambil menunjuk ke arah lira "jadi luh, yang udah ngerjain my bella gue?"

"kalo iya kenapa? luh suka sama si anbelle?"

"iyalah bella itu ayang gue"

"apaansi ayang ayang" sambil menoyor kepala agam "ayang gue itu arga! bukan elo"

"luh lagi, apaan coba anabell anabell. nama gue itu bagus. Ratu Isyana Bella, bisa bisa nya di panggil anabel"

"yah karna kelakuan luh jahat! percis anabelle." ara menekan nada bicaranya. mata nya berpindah ke agam "dan luh, sejak pertama kali gue ngeliat luh, gue kira luh tuh baik, ternyata sama aja kaya si anabel ini. jahat!"

ara langsung membangunkan lira. percuma saja ia berdebat dengan mereka karna tidak akan pernah selesai.

ara membawa lira ke kamar mandi untuk membersihkan bajunya. dan menggantinya dengan sweater putih milik ara dan ara pun langsung ngacir meninggalkan lira, ia ke uks untuk mengambil p3k.

setelah dari uks ia langsung lari, mengejar waktu. takutnya nanti malah keburu wajah lira melepuh karna kuah bakso itu.

ara terselengkat. tapi ia tidak jatuh. karna ada seseorang yang menopangnya. ara menatap intens setiap inchi wajah orang itu. tetap sama, tidak ada yang berubah. wajahnya slalu bisa membuat ara tenang dan matanya yang teduh ingin sekali ara menatapnya berlama lama. tapi, itu tidak akan mungkin terjadi.

"lo gak papa?"

ara langsung berdiri sigap dan merapihkan pakaiannya. "gak, gak papa" jawabnya sinis

ara menoleh ke belakang. ternyata benar ada orang yang menyelengkatnya dan itu Anabelle.

"Anabellll luh kenapa sih gangguin gua mulu? hidup luh kurang drama, kalau gak ada masalah sama gua?"

" ih apaansi, luh yang ga ngeliat kaki gua di sini, mata luh aja yang sutur tau ga"

ara menggeleng. ini bukan waktunya buat debat sama sih anabelle setres itu.

"terserah luh" ucapnya ketus dan menengok ke arah arga, "dan lo, urusin tuh ayang bep luh. ajarin dia sopan santun"

Arga menautkan kedua alisnya. bingung. "ayang bep?"

"iya, yaudah lah ya, gua ga punya banyak waktu sekarang!"

ara langsung pergi meninggalkan mereka. Arga melihat ke arah bella, yang sedang tersenyum lebar kepada nya. tapi hal itu justru membuat arga jijik melihatnya.

ia melangkah pergi karna tidak mau berlama lama dengan sih bella. bella itu salah satu cewek famous di sekolah nya. tapi mengapa bella tetap saja mengejar ngejar dirinya padahal sudah sering sekali di tolak oleh arga.

dan banyak sekali lelaki yang mengejar ngejar bella dan memintanya untuk menjadi pacarnya. termasuk adiknya arga, yaitu agam.

"ihh arga sayang, kamu mau kemana sih? aku dari tadi nyariin kamu terus tau" ucapnya bernada, sambil menarik tangan arga

arga langsung menarik tangannya agar terlepas dari bella. "sorry bel, gue sibuk, duluan ya. bay"

Arga langsung meninggalkan bella. walau bella tetap saja memanggil manggil namanya. ia tidak akan kembali atau bahkan nengok sedikit pun.

"ihh, arga kenapa sih, baru juga ketemu sebentar" ucap bella sambil memajukan sedikit bibirnya.

"bell sabar ya, mungkin arga lagi sibuk" sese menenangkan bella

***

sebuah bangunan kecil di belakang sekolah. banyak sekali anak lelaki yang berkumpul di sana. ada yang sedang bermain gitar dan yang lainnya bernyanyi senang. seakan di dunia ini hanya ada kebahagiaan kalau melihat mereka tertawa seperti itu.

terkadang kumpul bersama teman adalah jalan satu satunya untuk melupakan semua masalah, melepas penat, dan mendapatkan kebahagiaan. yang mungkin selama ini tidak kita dapatkan dari orang lain.

tapi lain halnya dengan raut wajah arga. ia memikirkan sesuatu yang mungkin sangat mengganggu isi pikirannya.

"woiii luh kenapa? tumben bener bengong kek gitu" ucap bimo tapi tak di gubris oleh arga

"tau lu ga, yang lainnya lagi bahagia, luh kenapa cembetut aja kek gitu hah?"

"gaaa woi, kenapa? apa soal bella lagi"

"yaelah bella mah udah sih gaush di ladenin"

semua celotehan temannya tidak di gubris oleh arga, ia tetap diam dan memikirkan hal yang mengganggu pikirannya.

"ga, kenapa? cerita sama gue" tanya aris

" saat gue tatap mata itu, gue teringat sama seseorang ris"

" mata siapa?"

" cewe itu, yang tadi pagi ngomel ngomel ga jelas sama kita"

aris menautkan kedua alisnya. "cewe tadi pagi, gue kan tadi pagi ga berangkat bareng sama luh ga, emang orang nya kaya gimana? cantik ga?"

Arga melihat aris sekilas. percuma saja ia menjelaskan detailnya orang itu. aris juga tidak akan mengenalnya, karna aris gak liat langsung

"cantik ga woi malah diem aja"

" udah lah, susah di jelasinnya. pokoknya dia itu mirip sama temen masa kecil gue. si,____"

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang