Haidan tahu kok, kalau orang-orang di sekitarnya mengaguminya.
Sejak masih sekolah, dia sudah menjadi pusat perhatian dunia karena kemampuannya dalam bersosialisasi.
Haidan selalu aktif dalam segala kegiatan sekolah, baik ekstrakurikuler maupun organisasi siswa. Bahkan sampai di tingkat sekolah menengah atas pun, dia berakhir bergabung dalam sebuah band yang dibentuk karena kesamaan hobi anggotanya.
Haidan merupakan drummer di band tersebut, dan menuai banyak perhatian dari para penikmat musik indie tanah air kala itu. Band yang belum lama terbentuk itu, mulai menarik orang-orang yang pada akhirnya membuat Haidan semakin dikenal namanya.
Rasanya, jika ada orang tidak kenal Haidan di lingkungannya, aneh saja. Karena siapa sih, yang tidak pernah berinteraksi dengan manusia yang satu ini? Bahkan anak paling pendiam di kelas pun, pasti setidaknya pernah disapa Haidan ketika tidak sengaja berpapasan.
Bagi Haidan, bersosialisasi itu tidak pernah terasa melelahkan. Dia suka lingkungan baru, karena dia bisa cepat menyesuaikan diri dan bertemu dengan orang-orang baru.
Haidan sangat menantikan untuk masuk kuliah, karena dia berpikir di sana dia bisa mengeksplor banyak hal yang tidak pernah ia coba sebelumnya ketika masih sekolah.
Penantiannya tersebut berbuah manis. Dia cepat menyesuaikan diri ketika kuliah, bertemu orang-orang yang jauh lebih keren dari saat ia sekolah dulu, dan bisa melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Baginya, dunia perkuliahan itu asik.
Karena lingkungan kuliah yang jauh lebih luas, Haidan tidak menyangka kalau popularitasnya jauh lebih gila setelah dia meninggalkan sekolah.
Rupanya frekuensi orang-orang yang bisa ia kenal di kampus jauh lebih banyak, sehingga kenalan Haidan tidak hanya berhenti di jurusan saja, tapi melintasi fakultas, dan bahkan bercabang sampai universitas—mungkin karena dia juga ikut UKM Radio kampus, sehingga kenalannya serasa dari ujung ke ujung.
Bukannya kelewat percaya diri atau bagaimana, tapi karena popularitasnya tersebut, Haidan sangat paham kalau di luar sana banyak orang yang kagum dengan kemampuannya dalam bersosialisasi, terutama kaum hawa.
Sehingga, sudah bukan hal aneh ketika dia mendengar pengakuan dari teman-temannya, atau kakak tingkatnya, mengenai gosip kalau dia disukai banyak cewek. Dia tidak akan mengelak soal itu.
Sayangnya, sebanyak apapun cewek yang terlihat tertarik padanya, Haidan merasa itu semua tidak perlu. Maksudnya, untuk apa banyak cewek suka padanya kalau dia tidak suka satupun di antara cewek-cewek itu?
Makanya Haidan pernah bilang, ketika kakak tingkatnya menggoda dia kalau katanya banyak cewek yang naksir dia dari berbagai angkatan, kalau dia nggak bakal suka cewek yang suka sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari di Bulan Juni
Short Story(COMPLETED) "Kemarin ngapain nebeng Bang Eja bukannya bareng aku?" Ada satu hari di mana aku tidak ingin bertemu lagi dengan bulan Juni. Namun, ada hari lainnya di mana bulan Juni rupanya tidak lagi seburuk tahun lalu. - 2020 © a short story by. ne...