Satu Hari di Bulan Juni, Epilog-2 (last)

22.8K 3.7K 1K
                                    

Haidan tahu dia tidak punya hak untuk merasa kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haidan tahu dia tidak punya hak untuk merasa kesal.

Dia jelas bukan siapa-siapanya Gigi. Dia hanya adik tingkat kurang ajar yang tiba-tiba drop the formalities ketika bicara pada cewek yang dia suka.

Tapi, entah kenapa, melihat Gigi berduaan dengan Eja, meski hanya sebatas mengobrol rasanya benar-benar memuakkan dan membuatnya marah.

Selalu ada perasaan tidak enak ketika melihat Gigi tertawa atau bercanda bersama Eja. Bahkan, momen Gigi mengomel pada Eja saja membuat Haidan ingin membawa Gigi kabur detik itu juga.

Pada saat itu, Haidan sadar bahwa perilakunya mulai tidak wajar.

Mungkin jauh dari sebelum itu, Haidan harusnya sudah sadar bahwa apa yang ia rasakan pada Gigi memang tidak pernah wajar. Tidak seperti hubungan normal adik tingkat pada kakak tingkatnya.

Dari momen ketika ia memberi coklat pada Gigi ketika cewek itu melewati seminar proposal, sampai tingkah ragu-ragunya yang selalu mencoba untuk menghubungi Gigi, meski akhirnya percakapan mereka hanya berakhir dengan pertanyaan yang mendapatkan jawaban.

Haidan akan mengakuinya, kalau dia memang menyukai Gigi.

Sudah bukan lagi sekadar rasa penasaran belaka.

Tapi, dia memang menyukai cewek itu.

Maka, ajakannya untuk mengantar cewek itu pulang setelah acara mumas selesai menjadi awal pergerakan terang-terangan yang dilakukan Haidan.

Haidan harus mendapatkan hati Gistara.

-

Apa menjadi baik adalah sebuah kesalahan?

Haidan tidak mengerti kenapa keramahannya gampang membuat orang salah paham.

Kata Michelle sih, dia memang harus berhenti mencampuri urusan orang, tapi maksud Haidan bukan begitu. Serius.

Dia hanya ingin berteman dengan semua orang, namun rupanya tidak semua orang ingin menjadi temannya.

"Itu yang bikin Teh Gista ragu sama lo. Karena lo memperlakukan semua orang sama. Nggak heran Teh Gista masih ngasih batas di antara kalian."

Hari itu, Haidan memutuskan untuk pergi nonton dengan Michelle. Tapi bukan hanya sekadar nonton, melainkan juga menjadi sesi curhat.

Haidan hanya ingin bercerita pada Michelle dan mendengar perspektif cewek itu sebagai seorang perempuan, tapi tidak disangka ucapan Michelle malah membuatnya merasa jahat.

"Aing memperlakukan Gigi secara istimewa. Maneh nggak tahu aja rahasia dapur aing." elak Haidan kemudian.

"Terus kenapa Teh Gista nggak ditembak-tembak? Lo udah deket sama dia dari Januari, Dan. Udah dua bulan dan lo masih belum ngeresmiin semuanya, tapi tingkah laku lo udah kayak ke pacar aja. Cewek tuh cuman butuh kepastian."

Satu Hari di Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang