Pagi hari kautemukan surat dari ibumu yang terlipat-lipat seperti layaknya surat suara pada pesta politik para keparat. Kau membacanya dan surat itu menyaksikan potongan tubuhmu tersayat oleh potongan kalimat. Kau tak sanggup melanjutkan goresan ibumu yang mengandung kesedihan dalam setiap buku jari. Ibumu telah pergi ke ranjang ibunya, ke masa lalunya.
Ibumu kesal pada ayahmu yang hanya suka berbincang dengan para biri-biri. Seringnya, kau tak pernah lagi menemukan ayahmu memakan sesuap nasi. Ia kini mulai memakan pohon-pohon jati yang masih bayi. Kau menduga, ia mungkin akan menjadi biri-biri.
Kau menyatakan bahwa kau tak mau mengurus ayahmu yang kakinya berubah menjadi kaki biri-biri. Hidup itu pilihan, kata ayahmu. Kalau kau mau menempuh studi di kota jauh dengan bulevar-bulevar dan perindang jalan yang rapi, ia bilang silakan. Maka kau bimbang.
Pada akhirnya, kau tak sanggup melanjutkan otobiografi di buku-buku lama yang berceceran di atas kepala ayah dan ibumu sebelumnya. Hari ini kau tak lagi berjalan ke tempat yang dipenuhi orang-orang berpendidikan. Hari ini kau tak juga menyelesaikan lukisan pohon natal tua di atas kanvas yang telah usang. Hari ini ayahmu sepenuhnya menjadi biri-biri. []
(9 Januari 2021)
image cr: Danny Fox - The Ice Cream Seller (2016):aku nulis apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perihal yang Jarang Kauperhatikan
Poetrysehimpun puisi jelek. illustration by aigaeyeondesign 2020-2021