Di beranda kaulagukan bahasa semesta
Sisa rumput yang dipotong kemarin pagi mengamatimu mengamati mereka
Akhir-akhir ini mereka jadi teman baikmu
Kau meringis ketika seseorang menginjak temanmu yang hampir botak layaknya rambut bapakmuAku menyayangkan waktumu yang beterbangan seiring berjalannya dirimu dalam dunia tidur
Kuhafalkan jadwal hidup pagi harimu:
Duduk di beranda, minum teh pahit untuk meredam emosi bersuara, dan kembali tidur bertemu bayanganmu di hari tua
Begitu seterusnya hingga kau tak sadar aku telah membabat habis temanmuAku bertanya pada mesin pencari:
Hai, berapa lama total waktu ia tidur di dunia ini?
Mesin pencari menjawab:
Sembilan puluh persen dari total hidupnyaKau tidak tahu apa itu mesin pencari sehingga kau tidak tahu berapa lama lagi mimpimu menjadi nyata
Tapi kau sadar, semakin lama kau bermimpi, semakin cepat mimpimu terkabul
Mungkin ketika prosentasenya sudah menjadi sembilan puluh sembilan persen, mimpimu akan terwujud
Dan kau tak akan pernah lagi duduk di beranda. []—didedikasikan untuk tukang tidur,
ikankembungmerah
pikiran kita menjadi liar karena mata terpejam.(Juni 2019)
image cr: me, as the owner.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perihal yang Jarang Kauperhatikan
Poésiesehimpun puisi jelek. illustration by aigaeyeondesign 2020-2021