Pagi ini kau terbangun dari tidur setelah berkeliling dunia mengunjungi tempat-tempat bersejarah impianmu yang tak pernah dijamah manusia tetapi kau langsung sadar bahwa mereka tidak pernah ada dan itu hanyalah bunga tidur belaka. Wanita di dapur melayang tergopoh-gopoh menabrak perabotan ketika menuju tempat tidurmu sebelum akhirnya menyemburkan air liur. Sejenak kau ingin sekali memasukkannya ke dalam karung bantalmu supaya berhenti mengomel tiap pagi tetapi kemudian kau teringat akan Roald Dahl, penulis favoritmu yang menulis total 600 surat kepada ibunya setiap bulan ketika dia berada di tanah yang jauh. Bayangkan jika kau melakukan itu untuk ibumu, dan beliau menyimpan seluruh kertas-kertasnya dalam toples kaca.
Kau sudah membaca banyak buku dan hidupmu tidak pernah berubah. Puisi-puisi yang kau tulis di buku gambar tidak pernah kau ceritakan terhadap orang-orang asing dan jauh yang tinggal di tepian pulau negaramu.
Bulu matamu menangis ketika mendengar orang lain membicarakan betapa joroknya telinga dan mulutmu yang bau dan tidak pernah dibersihkan, seperti tokoh Joshua Karabish dalam buku kumpulan cerita favoritmu yang sekarang tersembunyi di pojok rak buku. Kau ingin seperti Joshua, yang menulis puisi-puisi yang tidak pernah dipublikasikan sebelum akhirnya mati tenggelam dalam penyakit menjijikkan dan teman sekamarmu yang tiba-tiba berubah licik dengan mencuri semua sajakmu untuk dipublikasikan menjadi penyair terkenal dengan mengubah namamu menjadi namanya.
Tidak, mati bukan jalan yang tepat untuk segala penyakit, kau berkata. Kau tidak ingin mati lalu terlupakan seperti Joshua. []
(September 2019)
image cr: me, as the owner
from the book "The Who, the What, and the When".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perihal yang Jarang Kauperhatikan
Poesíasehimpun puisi jelek. illustration by aigaeyeondesign 2020-2021