Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini sepuluh tahun lalu aku menemukan helai rambut hitamku yang rontok. Hari ini sepuluh tahun lalu aku membaca puisi terakhir Mary Oliver yang tidak sempat aku pahami dua puluh tahun silam. Hari ini sepuluh tahun lalu aku menggores tembok kamarku dengan paku berkarat untuk melepaskan peluru amarah dalam diriku. Hari ini sepuluh tahun lalu aku memesan kopi pahit tanpa kafein yang tidak pernah rampung aku minum sampai ke akar-akarnya.
Hari ini sepuluh tahun lalu aku mulai menulis puisi cinta pertamaku di atas kanvas lalu mewarnainya dengan air hujan. Hari ini sepuluh tahun lalu puisiku dijuluki puisi anak sekolah dasar setelah dibaca oleh paman dari pamannya pamanku. Hari ini sepuluh tahun lalu seseorang memberitahuku bahwa surga kebahagiaan terselip di antara sampul belakang buku dan halaman terakhirnya. Hari ini sepuluh tahun lalu aku sudah tidak lagi mempercayai Tuhan dan agama-agama yang menciptakan Tuhan.
Hari esok aku akan berhenti menulis perihal diriku sepuluh tahun lalu.[]