Delapan

2 1 0
                                    

Reina berjalan memasuki kelas. Ia baru saja dari perpustakaan, mengembalikan atlas yang tadi di pinjam untuk mata pelajaran geografi. Ia tidak sendiri, Reina di antar oleh Shotaro.

Alana tidak terlihat di bangkunya. Gadis itu tengah pergi kumpul ekskul.

Reina duduk di bangku. Ia menghadap ke belakang, tempat Sungchan sedang duduk sembari memainkan ponsel.

Reina menarik tangan kiri Sungchan begitu saja. Di tarik tangannya seperti itu, Sungchan memasang raut wajah bingung.

Reina mengeluarkan gelang di saku rok nya. Ia lalu memasangkan gelang tersebut ditangan Sungchan. Melihat gelang itu membuat Sungchan tersenyum.

"Bagus gak?" Reina meminta pendapat Sungchan mengenai gelang yang ia berikan.

"Widih.. Bagus bagus." Sungchan mengangkat tangannya dan memerhatikan gelang tersebut.

Reina mengangkat tangan kirinya. Ia memperlihatkan gelang yang sama namun berbeda warna. Sungchan melihat tertegun melihat itu, sedetik kemudian ia tersenyum lebar.

"Shotaro.." Reina meraih tangan Shotaro. Ia juga memasangkan gelang tersebut pada lelaki itu.

Perlahan senyum Sungchan berubah menjadi kikuk. Ia terkekeh sendiri. Entah apa yang berada di pikirannya.

"Wah. Makasih Queen." Shotaro antusias melihat gelang itu.

"Santai aja." Reina tersenyum. "Oh ya, Jeno sama Jaemin kemana?" Reina bertanya mengenai keberadaan dua sahabatnya yang lain.

"Ke kantin paling." Sungchan yang menjawab. Reina pun mengangguk mengerti.

Reina membalikan badannya pada posisi semula. Ia melihat Jeno dan Jaemin yang baru saja datang memasuki kelas.

Jeno dan Jaemin sudah berada di hadapan Reina. Mereka berdua duduk di tempat masing-masing lalu membalikan badan agar berhadapan dengan gadis itu.

Reina meraih tangan Jeno. Ia melakukan hal yang sama seperti pada Sungchan dan Shotaro. Reina memasangkan gelang yang ia beli lusa lalu.

"Widih. Keren." Jeno senang melihat gelang yang melingkar ditangannya. Jaemin menyodorkan tangannya pada Reina. Gadis itupun memasangkan gelang juga pada tangan Jaemin.

Jeno menyuapi Reina dengan permen jelly yang ia beli di kantin. Gadis tersebut masih fokus memasangkan gelang.

"Udah." Reina berujar sembari mengunyah permen.

"Makasih yak. Nih minum." Jaemin menyodorkan minuman yang dibeli nya dari kantin. Tetapi Jeno mencegah Reina meminum itu. "Jangan ngada-ngada. Minuman lo kan gak sesuai sama selera kita semua. Apalagi selera Queen."

"Ahh bener." Jaemin baru teringat akan hal itu. Ia pun mengurungkan niatnya untuk memberikan americano pada Reina.

"Assalamualaikum." Haechan bersama yang lainnya memasuki kelas Reina. Reina beserta yang lainnya menatap mereka yang berjalan mendekat.

"Tumbenan salam." Sungchan berkomentar.

"Biasanya juga langsung teriak. Queen!" Jeno meledek Haechan.

"Gak boleh gitu. Berisik. Iya kan Queen?" Haechan tersenyum lebar. Senyum yang sepertinya dipaksakan.

"Haha. Good boy." Reina berdiri dan mengacak rambut Haechan. Ia pun kembali duduk lagi di tempatnya.

Pandangan Renjun terfokus pada sesuatu. Ia melihat ke pergelangan tangan Jeno, lalu ke tangan Reina. Renjun juga memperhatikan tangan Sungchan serta Shotaro. Terakhir, ia melihat ke pergelangan tangannya sendiri.

Can(not) Be TrustedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang