Reina turun dari motor dibantu dengan Sungchan. Iya, pagi ini ia pergi ke sekolah bersama dengan Sungchan.
Sungchan melepas helmnya dan ikut turun dari motor. Setelah mengunci motor, mereka berdua berjalan bersama menuju kelas.
Di tengah perjalanan, Reina dan Sungchan bertemu dengan Mark. Lelaki itu menghampiri mereka berdua sembari tersenyum.
"Ciee.. Yang udah kelas sebelas." Mark mengatakan itu sembari mencubit gemas pipi Reina.
"Aaw.. Sakit Mark." Reina menepis tangan Mark. Ia pun mengusap pelan pipi nya yang sedikit memerah.
"Sekarang mau ke kelas nih?" Mark pun bersebelahan dengan Reina. Tak lupa ia juga merangkul gadis itu. Mereka bertiga berjalan bersama menuju kelas Reina.
"Iya."
"Lo sekelas sama Jeno, Jaemin, Sungchan, Shotaro kan?" Tanya Mark lagi.
"Iya."
"Berarti, lo duduk sendiri atau gimana?"
"Iya."
"Iya iya mulu dih." Mark menoyor pelan kepala Reina.
"Ya gua harus bilang apa atuh?" Reina menatap pada Mark. "Serah lo deh." Mark menghela nafas.
"Lo jangan sendiri deh, Queen. Gua duduk sama lo aja." Ujar Sungchan. Lalu pandangan Reina dan Mark beralih pada lelaki itu.
"Nah iya tuh. Lu sama si Sungchan aja, atau gak member lain." Mark setuju dengan ucapan Sungchan.
"Jangan. Lo duduk sama Shotaro aja." Reina menolak ia tidak mau duduk dengan salah satu sahabatnya jika memang ia tidak bisa.
Lagipula, apa salahnya duduk sendirian? Tetapi Reina berharap sih kalau ia akan mendapatkan teman baru. Kalau bisa teman perempuan, Reina ingin sekali merasakan mempunyai teman atau bahkan sahabat yang satu gender dengannya.
Akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan kelas XI IPS satu. Kelas dimana Reina dan Sungchan akan menimba ilmu.
"Yaudah, lo masuk bareng sama Sungchan. Gua mau ke aula dulu ngurusin anak baru." Mark dan Reina saling berhadapan. Reina pun tersenyum dan mengangguk.
Mark mengusap pelan rambut Reina. "Gua pergi ya, Chan." Mark pun berpamitan juga pada Sungchan. "Yoo." Sungchan membalas. Mark pun pergi dari sana menuju aula sekolah.
Reina dan Sungchan berjalan masuk ke dalam kelas. Suasana masih cukup sepi. Hanya ada beberapa murid yang duduk dibangku mereka masing masing.
"Mau duduk dimana, Chan?" Reina bertanya pada Sungchan.
"Dimana aja. Terserah lo." Sungchan tidak keberatan duduk dimana saja. Yang penting tidak jauh dari Reina.
Reina memilih barisan kedua dari pintu. Lalu ia memilih bangku yang berada paling belakang.
Saat Reina ingin duduk, Sungchan menarik tasnya. Jadilah Reina kembali berdiri. "Apaan sih, Chan. Gua bukan kucing." Reina memukul lengan Sungchan agar tidak menarik tasnya.
"Lo.. Duduk di sini." Sungchan mengarahkan Reina pada salah satu bangku. Kemudian, Sungchan melepaskan tangannya dan ia duduk di bangku paling belakang itu.
Alhasil Reina duduk di bangku kedua dari belakang.
Sungchan berdiri lagi dari duduknya. Ia menaruh tas di bangku yang terletak dihadapan Reina. "Buat Jeno sama Jaemin." Sungchan memberitahu Reina. Sudah terlihat sekali kalau gadis itu merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Sungchan
"Harusnya gua bisa duga itu." Reina menggeleng-gelengkan kepala nya. Karena ketika kelas sepuluh pun, Chenle dan Jisung melakukan hal yang sama seperti Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can(not) Be Trusted
Fiksi Remajaketujuh lelaki tampan memiliki rasa kasih sayang yang begitu tulus kepada sahabat mereka yaitu Zaqueenia Reinatha. Mereka menyayangi Reinatha sedari kecil, dan saat itu juga persahabatan mereka terbentuk. seiring berjalan nya waktu, mereka kedatang...