BAB 1

10K 76 15
                                    

Aku sadar diriku hanyalah pria miskin yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar makanan.

Sejak kecil aku di paksa menjadi seorang anak yang mandiri karena Efek dari perceraian orang tua.

Sejak umur 17 tahun aku mencoba mencari peruntungan di kota.

Kehidupan di kota menuntutku harus bekerja sangat keras agar dapat mencukupi semua kebutuhanku.

Bayar kosan, Buat makan sehari-hari dan menyisihkan sedikit demi sedikit uang agar bisa ku kirim pada ibuku di kampung.

Tapi ada yang aneh dengan kehidupanku!!!

Banyak orang bilang bentuk wajahku mirip sekali perempuan.

"cantik" Katanya!!...

Aku tidak senang dengan pujian seperti itu.

Memang bentuk wajahku yang feminis dan juga gestur tubuhku yang agak gemulai membuat banyak orang berpikir bahwa aku adalah waria bahkan gay.

Berulang kali aku menjelaskan bahwa aku adalah lelaki yang normal!!

Bukan penyuka sesama jenis yang banyak orang kira dan para pria gay tanyakan padaku.

Yap!! Banyak pria suka padaku...

Kenalkan namaku ARYA...

Aku lelaki berperawakan sedang dan berpostur cukup tinggi,berkulit coklat dengan rambut pendek berponi depan.

Hari ini aku mendapat orderan untuk mengantar makanan ke tempat yang aku sendiri belum pernah ke sana.

Aku harus mengantar makanan ini pada sebuah rumah di pinggiran kota.

Aku tak menyangka sang pemesan makanan itu adalah seorang yang sangat kaya.

Dengan rumah yang megah dan pekarangannya yang luas.

Bahkan ketika masuk pekarangan rumahpun aku di kawal oleh seorang satpam dan wajib meninggalkan kartu identitasku di pos masuk.

"Kenapa tidak bapak saja yang menyampaikan makanan ini". Tanyaku pada satpam.

Namanya pak riman tertulis jelas pada baju seragamnya.

" Bos yang suruh... Biar pengantarnya langsung yang menemuinya". Jawab pak riman santai sambil tersenyum ramah.

Tak berapa lama kami pun sampai di teras yang menurut ku sangat luar biasa megah.

Dua pilar besar menyangga sebuah balkon yang tingginya membuatku melongo takjub.

"Silahkan masuk... Bu yuri akan mengantarkan anda ke ruangan tuan". Kata pak riman lagi.

Memang di depan pintu telah menunggu seorang wanita paruh baya dan langsung mempersilahkanku masuk.

Aku semakin terterkagum-kagum dengan suasana di rumah ini.

Orang seperti apa yang mampu membuat atau membeli rumah semegah ini.

Dan letaknya yang berada di pinggir kota membuat tampak begitu kontras dengan rumah-rumah di sekitarnya.

"Saya hanya bisa mengantar sampai sini saja... Selanjutnya silahkan ade ikuti lorong ini lalu belok kiri... Di sana hanya ada satu pintu". jelas bu yuri lalu memberi isyarat dengan tanganya.

" Memang kenapa bu??... Kok aneh?? ". Aku semakin curiga! Maunya apa sebenarnya pemesan makanan ini.

" Itu sudah peraturan di rumah ini...para Pegawai dilarang masuk sampai batas ini". Jelas bu yuri lagi sambil menunjuk sebuah pintu yang terbuat dari kaca tebal.

Sex Trap(crosdresser) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang