Pagi yang dingin di kota Y...
Segelas kopi dan sebatang rokok menemani masa menyongsong siangku.
Eric masih belum membalas chat dariku...
Mungkin dia masih tidur!!!.Payudaraku sudah tidak sakit lagi memang ukurannya membesar hingga bra-ku sekarang benar-benar terisi.
Bukan hanya payudaraku, pinggul dan pantatku juga serasa makin gemuk dan berisi.
Hanya baru sekali aku di suntik hormon, tapi membawa perubahan yang sangat besar pada tubuhku.
Setauku suntik hormon tidak membawa perubahan secepat ini, bahkan harus melalui berbagai proses dan harus beberapa kali di suntik.
Entah obat apa atau bahkan semahal apa suntikan yang di berikan dokter elisa ini padaku.
Pagi ini aku hanya memakai tanktop dan hotpan dari katun, dengan rambut panjang yang terikat ke belakang dengan poni imut menghiasi keningku, tanpa riasan make-up sedikitpun di wajahku.
Bahkan kulitku semakin putih dan lembut. Bibirku memang merah tapi ini tidak termasuk karena ini bawaan lahirku.
"Mandi woyyy....". Dewi melempar handuk yang membelit rambutnya.
Dia sudah mandi dan berpakaian rapi meskipun rambutnya masih acak-acakan dan masih terlihat basah.
"Iya bentaran lagi...biar reny duluan...". Omelku kesal karena lamunanku buyar.
"Btw...lu sexy amat ya'!! Eric mau ke sini ya??". Dewi duduk di sebelahku lalu ikut menyalakan rokok.
"Harusnya besok sih...tapi gak tau juga!!". Aku membayangkan apa yang akan terjadi besok saat bertemu eric kembali.
"Cieee yang mau ngewe....". Goda dewi sumrigah.
"Apaan sih lu...". Aneh juga diriku yang tegang dewi yang sumringah.
Reny pun keluar dari kamarnya masih dengan daster lengkap dengan make up tipis di wajahnya.
"Lu gak mandi ren...kok udah pake make up...". Tanyaku heran karena belum melihat reny masuk kamar mandi.
"Mau ini juga...ini make up bekas semalam!! percobaan gitu...tapi masih berantakan...". Reny ikut duduk dan langsung mengamatiku.
"Kok badan lu udah ngebentuk ya...keliatan banget kalo pake tanktop sama celana pendek". Reny yang baru datang langsung sadar akan perubahanku.
"Ya gitulah...gue sendiri heran...mumpung kita udah ngumpul!!sekarang aja gue ceritain rencana yang sempat tertunda semalem!!". Aku kembali menyalakan sebatang rokok sebelum memulai rapat pagi ini.
"Hari ini kita akan bareng-bareng nyari sebuah ruko buat usaha distro kita nanti...udah ada beberapa suplier merk lokal ternama yang mau ngisi ruko kita dengan sistim ambil barang dulu...gue tinggal kontak mereka lagi". Jelasku.
"Ini beneran lu mau bikin distro ya'...hhmmm...paham gue pasti lu dapat dana dari eric". Tebak dewi.
" Masalah dana kayanya gue gak perlu jelasin lagi...pasti kalian udah tau...selain buka tokonya gue juga pengen bikin brand sendiri...gue juga udah pesen mesin sablon
Otomatis sama komputer 3 hari yang lalu...ya walaupun masih belum gue kasih alamat lengkap pengerimannya, tapi seminggu lagi pasti datang, hari ini gue mau kirim alamat rumah ini!!". Tambahku lagi."Apa kita gak fokusin bikin produk dulu baru bikin toko!!...agak ribet juga ngerjain secara bersamaan...kita bikin kantor dan produksi di sini aja...ruang tamu luas...kita bisa jual dulu lewat online biarpun masih dalam bentuk desain...gue bisa desain!! lu juga kan bisa ya'...". Usul dewi mantap.
"Mantul ide lu wi...tadinya gue juga nyari ruko buat kantor sama tempat produksi!!! urusan dagang belakangan...cuman mau di kontrakan ini gue gak enak sama kalian...". Diriku nyengir malu-malu.
" Halah...akal-akalan lu aja itu mah tadi mau nyari ruko....". Tambah reny.
"Hehe...untuk masalah pendapatan aku belum tau cara mengupah kalian nantinya...entah gaji atau persentase tapi yang pasti aku akan memberikan hak sepantasnya...kita kerjain proyek ini bareng-bareng...susah senang kita juga bareng-bareng". Kataku bergetar penuh harapan.
" Hhhhhmmmm...terharu...". Balas reny dan dewi bersamaan.
..............
Pembicaraan itu pun telah usai dengan kesepakatan dan harapan.
Dewi kini sedang asyik merias reny, sedangkan aku baru mau masuk ke kamar mandi.
Tapi langkahku terhenti ketika akan membuka pintu kamar mandi, sebuah ketukan terdengar jelas dari pintu depan.
Aku heran kenapa ada tamu di tempat baru kami ini, tapi keheranan ku terpecah ketika dewi berteriak menyebut nama eric.
"Riaaaaa...ada eric...". Suara dewi membuatku kaget.
" Harusnya besok kan....haduh mana belum ngapa-ngapain...". Aku bergegas ke depan untuk menyambut eric.
Begitu melihatku eric langsung memeluku lalu mencium keningku.
"Kok gak ngasih kabar...pantesan dari tadi di chat gak ngebalas...". Ku benamkan kepalaku di dada eric.
" Biar suprise aja...besok aku harus ke jepang ada urusan mendadak...kamu mau ikut???". Balas eric sambil sesekali menciumi rambutku.
Cukup lama kami berpelukan sampai aku gak sadar dewi dan reny sudah mengungsi entah kemana.
Aku pun mempersilahkan eric duduk di karpet dan membutkannya minuman.
"Gak ada cemilannya mas...belum beli!!! kamu sih datang gak bilang". Gerutuku.
" Ga pa-pa...ya tadinya mau besok cuman kan ada keperluan mendadak!!...". Eric malah tidur di pangkuanku dan tepat di atas penisku.
Akupun menjadi salah tingkah antara malu tapi mau. Dewi dan reny ternyata masuk kamar, kulihat sekilas mereka mengintip dari pintu yang sedikit terbuka.
"A...aku mandi dulu ya mas...bau belum mandi nih...". Pintaku gugup.
" Gak usah aku suka kok...ntar aja kalo kita mau jalan, sekalian ajak dewi sama yang satunya itu!!!dia bukanya yang ada di rumah dulu kan??kok barusan dandan kayak kamu beb!!". Jawab eric sekaligus bertanya.
"Iya...namanya rudy tapi sekarang reny...dia sama kayak aku...kalo mas juga suka tinggal ambil aja!!". Balasku rada ketus.
"Gak dong...masih sewot aja dari kemarin.. ". Eric bangkit lalu menghadap ke arahku.
Aku tidak kaget namun hanya bisa diam, mata eric jelas menatap mataku yang berusaha beralih menghidari tatapanya.
Bibir merahku sedikit terbuka dengan keringat gugup mulai terasa di keningku.
Semakin dekat wajah eric mendekatiku, dengan bibirnya yang jelas mengincar bibirku tanpa persetujuanku.
Aku terpejam ketika bau mint itu kembali menempel di mulutku, lalu terdiam beberapa saat sampai tangan eric memegang belakang kepalaku dan tanpa sadar kedua tanganku pun bergelayut pada pundaknya.
Lidah kami mulai saling bergerilya, sampai suara decakan kini sayup terdengar, terpicu oleh isapan dan kecupan silih berganti.
Terasa tangan eric mulai meraba payudaraku namun aku memegangnya lalu menghentikannya.
Eric sedikit kaget namun kuberi senyum termanis untuknya.
Aku pun bangkit lalu meraih kedua tanganya dan mengajaknya masuk ke kamarku sembari berbisik.
"Jangan di sini"... Kataku pelan.
Suara klikan pintu kamarku yang terkunci membuat suara pintu kamar sebelahku terdengar dibuka.
Dua sahabat lucknut itu sepertinya akan segera memata-matai sesuatu.
Next part...
Mohon vote nya ya!!...
Jangan sungkan buat comment ok...
Kritik dan saran akan author terima dengan lapan bola..😆. Thx .
![](https://img.wattpad.com/cover/253479432-288-k641455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Trap(crosdresser)
De TodoSebuah novel yang mengambil tema LGBT dengan kisah yang mungkin masih di anggap taboo di masyarakat. Novel ini di khususkan untuk reader dewasa dan mengandung sentimen yang mungkin melahirkan perdebatan. Semua cerita dan tokoh dalam novel ini hany...