BAB 7

2.6K 32 3
                                    

Eric akhirnya menyetujui memberiku modal dengan nilai yang sangat besar bagiku.

Dia memberiku kartu ATM dengan isi 500 juta di dalamnya karena rekeningku tidak bisa di isi uang sebanyak itu jadi eric membuatkan ATM khusus untuk bisnisku nanti.

Hari itu eric langsung pulang dari rumahku setelah berkenalan dengan ibuku dan menceritakan hubungannya denganku.

Ibuku tentunya kembali syok anak laki-lakinya di lamar seorang pria.

Tapi dari awal ibuku sudah tidak mau ikut dengan urusanku lagi setelah aku menjadi ria dan menyerahkan semua keputusan kepadaku dan berpesan agar selalu berhati-hati.

Seminggu kemudian yaitu hari ini, aku berangkat ke kota Y dengan bekal uang pribadi kami sendiri, berikut untuk biaya tempat tinggal atau kebutuhan kami sehari-hari nanti, tanpa memakai sedikitpun uang modal dari eric karena itu semua bagiku adalah sebuah kepercayaan.

Aku tidak mau lagi ke kota B karena jujur aku malas bertemu dengan keluarga eric lagi, walaupun kesannya hubunganku dengan eric menjadi backstreet tapi itu sudah menjadi resiko yang harus ku tanggung.

Akupun tidak akan menghalang-halangi eric berhubungan dengan waria lain bahkan dengan perempuan sekalipun biarpun pasti akan terasa sakit tapi aku sudah mengatakan "Rela" Kepadanya walau eric telah berjanji padaku sudah berubah dan akan setia pada satu orang saja.

Aku percaya padanya tapi tentu tidak sepenuhnya....:-)

Dewi bersikeras ikut ke kota Y dan keluar dari pekerjaannya di kota B karena "gak asik kalau gak ada lo!!!" Katanya.

Atau mungkin dia sudah tau diriku mau mencoba membuka usaha dengan modal duid yang lumayan gede "dia mah emang gitu orangnya!!".

Tapi sampai saat ini aku belum menceritakan sedikitpun perihal niatku ini pada mereka berdua.

Hingga sampai di kota Y kami langsung bergegas mencari tempat tinggal sesuai rencana dari kampung sebelum keburu malam.

Hampir seharian kami keliling mencari rumah dengan harga sewa yang miring untuk di bayar pertahun tapi kebanyakan yang ada hanya kontrakan atau kosan.

Hingga menjelang malam akhirnya kami mendapatkan sebuah rumah yang menurut kami cocok untuk kami bertiga dengan tiga kamar,satu kamar mandi,dapur berikut ruang tamu biarpun letaknya agak di pinggir kota dan sepi tapi yang penting masih dekat dengan jalur transportasi umum.

Tapi sialnya rumah itu benar-benar kosong tak ada sehelaipun alas untuk kami tidur biarpun lampu sudah terpasang.

Kami pun kini harus bergegas ke pasar terdekat untuk mencari kasur kalau mujur sekalian dengan lemari dan peralatan masak walaupun hari sudah menjelang malam.

Tadinya kami berharap ada alas tidur hanya untuk malam ini sebelum besoknya kami belanja, tapi si empunya rumah malah cuek tidak mau memberi kami selembar tikarpun.

Akhirnya kami memutuskan untuk shoping malam ini saja.

Mudah-mudahan masih ada toko mebel atau onderdil motor yang masih buka.

Kami pun sudah sepakat ntuk peralatan masak dan makan kami akan membelinya secara patungan karena pasti akan di pakai bersama-sama, masing-masing perorang 200 ribu.

Sedangkan untuk tadi biaya sewa rumah  adalah 6 juta pertahun masing-masing kami menyumbang 2 juta.

Untuk barang pribadi seperti kasur dll, di tanggung sendiri-sendiri tergantung apa yang di butuhkan dan seberapa tebal bekal pribadi yang kami bawa.

Aku dan dewi hanya membawa bekal masing-masing 5 juta itu juga sebagian hasil dari lelang barang-barang kami di kota B yang nilainya hanya 1 juta hasil lelang barang punyaku dan dewi mungkin bisa lebih, sisanya ya tabungan kami.

Sex Trap(crosdresser) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang