Entah apa yang aku sudah lepaskan karenamu, sebuah celaka yang memberiku luka atau bahagia yang tidak ada bedanya
Kazino - Someone Like You-🥂-
Seulgi berjalan riang dari halte Bus menuju tempat dimana dia menghilangkan semua lukanya, Taman Kanak Kanak milik Yeri sahabatnya dulu saat SMP.
Untungnya ini bukan Taman Kanak Kanak biasa dengan murid seadaanya, karena rekan kerja ayahnya Yeri Taman Kanak Kanak ini disulap menjadi Sekolah Internasional.
Seulgi sangat berhutang banyak pada Yeri, pasalnya dia diluluskan secara mudah karena permintaan Yeri yang menambahkan beberapa bubuk bintang di surat lamarannya.
Libur sekolah sudah habis, kini saatnya dia datang untuk kembali mengajar dengan murid baru yang semoga lebih menyenangkan.
"kau sedang apa?" Seulgi terperanjat, lalu segera berbalik menyadari itu suara Yeri.
"aaaaa hanya melihat lihat, aku rindu kembali mengajar" Seulgi memasukan tangannya kedalam saku sembari menatap bangunan besar dihadapannya.
"a sudahlah ayo masuk" ucap Seulgi lalu segera melangkah masuk kedalam meninggalkan Yeri yang menatap temannya heran.
"kau belum berkencan kembali dengan seseorang?" tanya Yeri yang pasti digelengi oleh Seulgi.
"sudah kubilang lupakan pria brengsek itu dan pergilah cari jodoh" Kesal Yeri menekan lift lantai 3 yang berarti menuju taman kanak kanak.
"tidak semudah ituu, aku sudah mencoba beberapa kali blind date, But no one caught my attention"
Seulgi menunduk, meratapi nazib sialnya yang seolah masih mengikutinya pergi selepas semuanya selesai lima tahun yang lalu.
"atau jangan jangan" Yeri menatap curiga kearah Seulgi.
"apa maksudmu?"
"kau sudah mencintai seseorang bukan? Makanya tidak bisa berkencan dengan orang lain" Seulgi mengerinyit, tak paham dengan ucapan Yeri yang semakin melantur.
"yang benar saja, memangnya aku menemukan lelaki dari mana" Kesal Seulgi mendahului Yeri masuk kedalam ruang guru untuk mereka menyiapkan semuanya.
"bisa saja jatuh dari langit mungkin" canda Yeri yang membuat Seulgi hanya memutar bola matanya malas.
Seulgi menaruh tas selempangnya lalu segera bersiap untuk menerima murid barunya di depan lift.
Satu demi satu murid barunya datang, ada yang menggemaskan sampai rasanya dia ingin mencubit pipinya, sampai anak yang menangis karena tidak ingin ditinggal oleh kedua orangtuanya.
Seulgi melirik jam tangannya, memperhatikan angka disana, sebentar lagi kelas akan dimulai, tandanya seluruh muridnya harus segera berada disana.
"ayo cepat" Seseorang mengagetkan Seulgi.
"maaf ya miss- Seulgi?" Seulgi mendongak, melihat seseorang menggendong seorang anak.
"Jackson? Sepertinya aku baru melihatmu sekarang" Seulgi menyadari, teman SMA nya dulu.
"ah keluargaku bangkrut, aku terpaksa kembali kesini berkerja, demi hidup keluargaku" ucap Jackson menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Seulgi tersenyum, Nazib seseorang didepannya agak malang dan tidak masuk akal, padahal dia dulu seperti pangeran yang diidamkan seluruh warganya.
"ini anakmu?" tanya Seulgi menerima tangan seorang anak lelaki yang sebelah tangannya memegangi botol minum.
"bukan, dia anak bossku, tolong jaga dia ya" ucap Jackson lalu pamit undur diri dari tempat itu, sepertinya banyak pekerjaan.
"baiklah sekarang ayo kita lepas sepatumu" ucap Seulgi segera menuntun anak kecil itu menuju rak sepatu.
Seulgi menyamakan tingginya dengan anak kecil disampingnya, Garis hidungnya, Mata sipitnya dan Hidung besarnya mengingatkannya pada seseorang.
Dia mengedipkan matanya beberapa kali sambil terus menatap anak kecil tersebut, wajahnya mirip oleh seseorang, Kedua mata sipitnya, Hidung besarnya, garis bibirnya.
Kang Brian.
Lelaki yang membuat Seulgi tidak menginjak ranjau untuk membuatnya hidup seperti seorang wanita murahan.
Lihat, bahkan tangan mungilnya sangat mirip dengan lelaki itu, Seulgi menatap intens wajah anak tersebut.
"siapa namamu?" tanya Seulgi tersenyum.
"Kang Daniel"
Dua persamaan berikutnya, marga Kang yang membuatnya terpaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kazino - Kang Brian • Kang Seulgi
Fanfic"aku tak tertarik dengamu" Brian, lelaki yang Seulgi kira awalnya sama sama brengseknya dengan mantan kekasihnya yang meninggalkan beban berupa hutang, berubah seketika ketika dia bebas dari gedung penuh maksiat karena permainan Brian didalam Kazin...