Wah balik lagi nih!
Gimana kabarnya?
Udah di ingatin makan belum sama ayang?Happy Reading🤗
💛💛💛💛💛
“AAAAAAAAA!”
Vano langsung berlari ke atas, menuju kamar Hani. Sekarang rasa khawatirnya bertambah berkali-kali lipat dari sebelumnya saat mendengar teriakan Hani.
brak!
Pintu kamar Hani terbuka dengan sempurna. Pemiliknya menatap Vano dengan rasa terkejut dan bingung. Vano langsung berjalan ke arah Hani.
“Lo gpp kan?” tanya Vano khawatir. Hani mengangguk ragu sambil menaikan alisnya.
Ada apa dengan Vano? Bukankah tadi ia pergi marah-marah?
“Mana malingnya?” tanya Vano melihat ke sekitar kamar Hani.
“Maling?” bingung Hani.
“Iya maling, tadi lo teriak karena ada maling kan? tanya Vano.
“Mana ada, gue teriak karena ini!” tunjuk Hani pada layar laptopnya, di sana menampilkan oppa-oppa Korea yang menari dengan woahhh, sangat menakjubkan, salah satu dari mereka tadi menyingkap bajunya dan menampilkan ABS membuat Hani berteriak histeris saking senangnya.
“Ini yang dibilang kotak-kotak? Masih kalah sama punya gue,” batin Vano yang ikut melihat ke layar laptop Hani yang di pause.
“Gosah teriak juga kali! Gue kira ada maling tadi,” balas Vano sedikit kesal.
“Dih! Bukannya tadi lo keluar sambil marah-marah gajelas, kenapa sekarang jadi khawatir banget sama gue?" tanya Hani menatap Vano. Vano menggaruk kepalanya yang tak gatal dia tak tau harus menjawab apa.
“Gue mau minta maaf atas kesalah pahaman gue tadi,” ujar Vano ikut duduk di samping Hani.
“Kesalah pahaman yang mana?” bingung Hani.
“Yang tadi gue marah-marah, gue kira yang lo sebut kecil itu ekhem ya sama tau aja lah, karena tadi pas lo buka pintu gue lagi buka celana, ternyata gue lagi buka celana boxer, jadi yang lo bilang kecil itu ABS gue bukan benda berharga gue," ujar Vano yang agak sedikit ragu menyampaikannya karena menurutnya pembahasan kali ini terlalu intim.
“Lagian pas gue buka pintu tanpa sengaja tadi, gue cuma fokus ke perut lo yang biasa itu aja, bukan area bawah,” Celetuk Hani santai.
Tentu saja Hani berbohong, kalau ABS Vano biasa aja, nggak akan mungkin terbayang-bayang sepanjang hari bukan?
“Biasa aja tapi fokus, nggak pintar ngeles nih lo,” ujar Vano menaik turun kan alisnya sambil menatap Hani.
“Di bandingkan punya lo, punya oppa-oppa gue lebih aduhay dan seksoyy," ujar Hani dramatis.
“Makan tuh aduhay, bohayy, seksoy! Tidur lo sana dah malam, besok katanya mau belanja bulanan,” ujar Vano berjalan kearah jendela.
“Jangan pernah buka jendela lagi kalau udah malam, sekarang lagi musim maling!” lanjutnya sambil mengunci jendela kamar Hani yang terbuka lebar sadari tadi.
“Iya-iya bawel banget sih lo, untung keponakan,” ujar Hani.
“Dasar tante-tante, di antara kita gue yang lebih tua, sadar diri!" ujar Vano penuh tekanan.
“Enak aja lo bilang gue tante-tante, kan lo sendiri yang bilang lebih tua an lo,” kesal Hani tak terima.
“Terima nasib aja lo emang tante-tante, tapi nggak bohay, meski pun umur lo lebih muda,” balas Vano sambil tertawa renyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aunty
RomanceHidup Vano yang awalnya tenang sekarang berubah suram karena kedatangan tantenya. Adek angkat Mimomnya. Mimom and Didadnya akan pergi keluar Negeri untuk mengurus pekerjaan di sana. Vano tak berniat ikut karena harus melanjutkan kuliahnya di Indone...