1. Bayi?

4K 123 51
                                    

Sebelum mengawali alangkah baiknya kalian baca doa terlebih dahulu takutnya nanti darah tinggi kalian kambuh wkwkwkwk:v

Happy Reading 🤗💛

💛💛💛💛💛

Di sinilah Vano sekarang bersama kedua orang tuanya, yap di bandara menantikan kedatangan seseorang sambil mengantar keberangkatan kedua orang tuanya.

Beberapa menit kemudian seorang gadis kebingungan seperti sedang menunggu dan memacari seseorang. Saat matanya tertuju kepada Vania ia langsung menghampiri mereka.

“Itu dia!” ujar Vania berjalan menghampiri adiknya yang juga sedang berjalan kearah mereka.

“Aaa kakak, akhirnya kita ketemu face to face,” teriaknya memeluk Vania erat.

“Iya Hani, Mama tuh pelit banget nggak biarin kamu ke Indonesia untuk mengunjungi kakak mu sendiri,” balas Vania, mereka sudah melepas pelukan, Hani Anindia putri itu nama lengkapnya, ia tersenyum ramah ke pada Reno dan Vano.

“Mata kamu kenapa hitam sekeliling Hani?" tanya Reno memperhatikan Hani yang matanya seperti kurang tidur atau kelelahan,
Hani mengerucut bibirnya.

“Mama tuh, maksa aku malam-malam harus  berangkat ke sini, mana aku ngantuk banget lagi. Semalam aja di pesawat nggak bisa tidur, aku udah  bilang besok aja berangkatnya, tapi Mama bilang kakak juga berangkatnya hari ini, jadi aku harus sampai, sebelum kakak berangkat gitu, ya jadinya gini deh mata panda jadinya,” balasnya panjang lebar sembari curhat.

“Maaf ya Hani, gara-gara kakak kamu jadi repot kayak gini,” ujar Vania merasa tak enak.

“Gpp kak, kapan lagi kan aku ke Indonesia, aku juga pernah bilang sama Mama mau kuliah disini dan  akhirnya kesampaian juga," ujar Hani sambil nyengir.

“Btw, mana bayi yang harus aku rawat kak, dari tadi aku tidak melihat anakmu?” tanya Hani, Vania dan Reno pun tertawa mendengar nya sedangkan Vano kesal karena di anggap bayi.

Tentu saja Hani menanyakan perihal bocil yang harus ia jaga, karena setiap membicarakan anaknya Vania selalu menyebut bayi itu sekarang semakin manja, makanya Hani berfikir kalau anak Vania masih SMP atau hitung-hitung SMA lah.

“Siapa yang lo sebut bayi ha?” kesal Vano yang tak bisa di tahan lagi.

“Kak, sopir kamu kok nggak sopan banget ngomong sama aku,” tawa Vania dan Reno pun kembali pecah mendengar perkataan Hani. Sedangkan Hani mengerutkan alisnya karena bingung.

“Dia anak ku Han, bukan sopir,” balas Vania di sela-sela tawanya.

“Ohhh aku kira sopir kakak soalnya cocok banget,” balas Hani, Vano menatap outfitnya sambil menganga tak percaya dengan ucapan Hani.

“Jadi mana anak kakak yang satu lagi yang harus aku rawat?” tanya Hani yang masih belum tau kalau Vano adalah anak satu-satunya Vania, lama tak berbincang lama dengan Vania ia mengira kalau Vania sudah memiliki anak kedua.

“Astaga Hani, aku cuma punya satu anak belum nambah,” perkataan Vania sukses membuat Hani membeku.

“Yakkk! Kalau gitu aku balik ikut kakak ke Korea lagi deh, anak kakak sudah besar dan pasti bisa menjaga dirinya sendiri,” ujar Hani sambil menatap lelaki menyebalkan di hadapannya itu sekilas.

“Sudah-sudah sebentar lagi pesawat kakak akan berangkat, kalian jaga diri baik-baik jangan berantem ya!" ujar Vania.

“Kalau gitu Mimom and Didad pergi dulu ya sayang, jaga tante kamu baik-baik dan kamu harus nurut, ingat dia tante kamu,” ujar Vania dan Reno sembari memeluk Vano.

My AuntyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang